Wednesday, November 19, 2008

syahidnya amrozi cs

Rahasia kesyahidan Amrozi cs
Posted by Elan on Nov 20, 2008 for everyone
Rahasia KeSyahidan Amrozi cs
Rabu, 19 Nov 2008 22:52 WIB 
Http://www.Eramuslim.Com/suara-langit/penetrasi-ideologi/rahasia-kesyahidan-amrozi- cs.Htm
 Begitu Amrozi, Imam Samudra dan Mukhlas menjalani eksekusi mati tengah malam jam 00.15 pada tanggal 9 Nopember 2008 di Nusakambangan berbagai media Barat dan pro-Barat segera memberitakannya dengan suka-cita. Masyarakat Barat pada umumnya menganggap eksekusi mati ketiga muslim itu cukup memenuhi rasa keadilan, walaupun tidak mungkin menghidupkan kembali nyawa 202 korban jiwa efek ledakan Bom Bali.
Sebenarnya matinya tiga manusia di era penuh fitnah dewasa ini merupakan perkara biasa. Nyawa manusia kian tidak berharga. Inilah zaman dimana Nabi shollallahu ’alaih wa sallam telah sinyalir akan datang menjelang akhir zaman.
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ أَيَّامًا يُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْلُ
”Sesungguhnya menjelang hari kiamat akan datang hari-hari dimana ilmu diangkat sedangkan kebodohan merebak dan maraklah al-haraj, al-haraj, yakni pembunuhan.” (HR Bukhary 6539)
Lalu mengapa kita harus peduli dengan eksekusi ketiga muslim terpidana mati ini? Bukankah mereka merupakan parasit di tengah masyarakat yang telah menebar teror bahkan membunuh ratusan jiwa tidak bersalah di Bali? Begitulah opini yang dibangun secara sistematis oleh berbagai media Barat dan pro-Barat.
Sebelum eksekusi dilangsungkan, penulis tidak pernah memberikan perhatian terlalu serius terhadap ihwal Amrozi cs. Namun sesudah eksekusi berlangsung, apalagi setelah menyimak dan mengikuti liputan pemberitaan soal prosesi pemakaman ketiganya, maka penulis segera menyadari bahwa banyak pelajaran berharga yang harus dicatat.
Beberapa media memuat pemberitaan pemakaman secara biasa-biasa saja. Namun seluruhnya memberitakan bahwa lautan manusia -sekurangnya ratusan bahkan ribuan- turut menyolatkan dan mengantar jenazah ketiganya hingga ke pemakaman. Yang menjadi menarik ialah ketika sebagian media mewawancarai para pelayat. Bukan satu atau dua orang yang menceritakan adanya hal luar biasa yang mereka saksikan ketika hadir di ”rumah suka” (Catatan: fihak keluarga Amrozi-Mukhlas melarang menyebut tempat dimana jenazah disemayamkan sebagai ”rumah duka”). Di antara keunikan tersebut ialah fakta terciumnya aroma wangi, bahkan sebelum tibanya jenazah. Ketika jenazah tiba, aroma wangi tersebut menjadi lebih semerbak tercium oleh para pelayat termasuk para wartawan berbagai media yang hadir.
Di samping itu orang yang menyaksikan jenazah Imam Samudera ketika dimasukkan ke liang lahat melihat bahwa darah segar terus menetes dari balik kain kafan almarhum. Subhanallah..! Wajah ketiga jenazah disaksikan sebagai mirip orang yang sedang tidur dan jelas terlihat tersenyum seperti layaknya orang yang sedang tidur lelap tenggelam dalam mimpi indah. Belum lagi kesaksian para pelayat adanya tiga ekor burung beterbangan dengan indahnya di atas rumah dimana jenazah abang-beradik Amrozi- Mukhlas sedang disholatkan. Sebagian media mengabadikan gambar burung-burung tersebut saking menarik perhatiannya.
Apa yang bisa kita coba simpulkan dari fakta-fakta unik tersebut? Saudaraku, sesungguhnya semua hal ini mengindikasikan bahwa boleh jadi ketiga terpidana mati yang dikategorikan oleh kebanyakan manusia di muka bumi dewasa ini sebagai para teroris yang jahat, ternyata tidak dinilai Allah ta’aala sebagaimana penilaian manusia. Allah ta’aala tampaknya ingin memberitahukan kepada kita bahwa arwah ketiga muslim ini bukan saja sudah diterima dengan baik di sisi Allah ta’aala. Tetapi lebih jauh Allah ta’aala ingin melemparkan sinyal kepada kita manusia -yang seringkali sangat terbatas daya jangkau dan daya nalarnya- bahwa ketiganya merupakan manusia beriman yang telah meraih puncak penghormataan dari Allah ta’aala, yaitu disambut oleh para malaikat sebagai para syuhada.
Sungguh suatu ironi. Pada saat kebanyakan orang dengan mudahnya mencap mereka sebagai teroris dan pembunuh sadis berdarah dingin, malah Allah ta’aala justru memberikan kepada mereka penghargaan berupa penyambutan sebagai kumpulan manusia terbaik.
Ketika menegakkan sholat, seorang muslim wajib membaca surah Al-Fatihah. Ini syarat sahnya sholat seseorang. Tidak ada sholat tanpa membaca surah Al-Fatihah. Sedangkan di dalam surah tersebut kita mengajukan satu permohonan penting, yaitu:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka” (QS Al-Fatihah ayat 6-7)
Sementara di ayat lain lagi Allah ta’aala jelaskan jalan orang-orang yang telah Allah ta’aala anugerahkan ni’mat kepada mereka itu ialah orang-orang sebagai berikut:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
”Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama- sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An-Nisa ayat 69)
Jadi, berdasarkan ayat-ayat di atas, jelaslah bahwa seorang muslim sangat ingin masuk ke dalam golongan orang yang taat kepada Allah ta’aala dan RasulNya secara istiqomah h

No comments:

Post a Comment