Thursday, November 20, 2008

Status Janda, hinakah?!

Rating:
Category:Other
"Anak keduanya kabur, sebulan setelah dia punya suami lagi. Beberapa teman sudah dikerahkan untuk mencari. Do'akan ya ummi".

Kabar itu kudengar bagai petir disiang bolong. Meskipun sering hujan beberapa waktu ini tapi tidak ada yang petirnya menghantam macam ini. Baru bulan lalu bahagia rasanya saat mendengar bunda zaqi, rekan kerjaku dulu, sekarang sudah bersuami lagi. Tiga tahun sudah almarhum suami pertama beliau meninggal karena kanker, meninggalkan beliau dengan 3 anak lelakinya.

Aku sempat kagum dan begitu takjub dengan ketegarannya menghidupi ketiga anak lelakinya seorang diri. Menjadi ibu sekaligus ayah bagi ketiga puteranya yang beranjak remaja. Dalam banyak kesempatan beliau sering curhat, airmata tak henti bergulir saat ia bercerita tentang pahitnya berjuang sendiri tanpa suami. Bahkan sebelum aku pindah kerja, terakhir beliau cerita tentang gundah gulananya ingin memiliki pendamping hidup lagi agar hari-harinya tidak lagi terasa berat. Ia ingin bersuami lagi agar tidak ada fitnah sebagai penyandang status janda yang dimasyarakat masih dipandang miring. Ia ingin bersuami lagi, agar kehidupan anak-anaknya lebih baik, dari segi pendidikan maupun sisi ekonomi dan spiritualnya. Ia ingin bersuami lagi, karena ia merasa sebagai perempuan biasa yang lemah, yang berharap ada seorang suami yang akan menguatkan iman islamnya. Terakhir ia menutup obrolannya dengan meminta do'a padaku agar hati tenang, hilang segala keresahannya, dan tidak lagi terbebani dengan status jandanya.

Maka sungguh aku berbahagia kala mendengar beliau telah bersuami, bahkan suaminya pun kukenal sebagai rekan kerja kami dulu. Tetapi, Innalillah, dari semua harapan Bunda zaqi tak satupun tergapai dengan bersuami ini. Bahkan dari semua berita buruk yang menyertai pernikahan mereka, yang terburuk adalah kaburnya putra kedua beliau yang masih kelas 4 SD. Rupanya ini adalah bentuk aksi sang anak atas suami pilihan bundanya yang diharapkan menyelesaikan masalah namun justru menambah masalah.

Putra kedua ini memang berbeda dengan kakak atau adiknya yang cenderung pendiam. Dia lebih berani dan radikal. Namun sejatinya hatinya sangat lembut, sangat sensitif. "Anak keduanya kabur, sebulan setelah dia punya suami lagi. Beberapa teman sudah dikerahkan untuk mencari. Do'akan ya ummi".

Kabar itu kudengar bagai petir disiang bolong. Meskipun sering hujan beberapa waktu ini tapi tidak ada yang petirnya menghantam macam ini. Baru bulan lalu bahagia rasanya saat mendengar bunda zaqi, rekan kerjaku dulu, sekarang sudah bersuami lagi. Tiga tahun sudah almarhum suami pertama beliau meninggal karena kanker, meninggalkan beliau dengan 3 anak lelakinya.

Aku sempat kagum dan begitu takjub dengan ketegarannya menghidupi ketiga anak lelakinya seorang diri. Menjadi ibu sekaligus ayah bagi ketiga puteranya yang beranjak remaja. Dalam banyak kesempatan beliau sering curhat, airmata tak henti bergulir saat ia bercerita tentang pahitnya berjuang sendiri tanpa suami. Bahkan sebelum aku pindah kerja, terakhir beliau cerita tentang gundah gulananya ingin memiliki pendamping hidup lagi agar hari-harinya tidak lagi terasa berat. Ia ingin bersuami lagi agar tidak ada fitnah sebagai penyandang status janda yang dimasyarakat masih dipandang miring. Ia ingin bersuami lagi, agar kehidupan anak-anaknya lebih baik, dari segi pendidikan maupun sisi ekonomi dan spiritualnya. Ia ingin bersuami lagi, karena ia merasa sebagai perempuan biasa yang lemah, yang berharap ada seorang suami yang akan menguatkan iman islamnya. Terakhir ia menutup obrolannya dengan meminta do'a padaku agar hati tenang, hilang segala keresahannya, dan tidak lagi terbebani dengan status jandanya.

Maka sungguh aku berbahagia kala mendengar beliau telah bersuami, bahkan suaminya pun kukenal sebagai rekan kerja kami dulu. Tetapi, Innalillah, dari semua harapan Bunda zaqi tak satupun tergapai dengan bersuami ini. Bahkan dari semua berita buruk yang menyertai pernikahan mereka, yang terburuk adalah kaburnya putra kedua beliau yang masih kelas 4 SD. Rupanya ini adalah bentuk aksi sang anak atas suami pilihan bundanya yang diharapkan menyelesaikan masalah namun justru menambah masalah.

Putra kedua ini memang berbeda dengan kakak atau adiknya yang cenderung pendiam. Dia lebih berani dan radikal. Namun sejatinya hatinya sangat lembut, sangat sensitif.
DISINI Aku pernah posting juga,dulu memang sempat ada tragedi juga yang membuat dia dipukuli bundanya karena mencuri uang kakaknya. Tapi itu semata kenakalan anak-anak, aksi protes memohon perhatian orang tuanya. Dibalik kenakalannya, dia menyimpan luka yang sangat dalam, luka yang tidak bisa dia bagi dengan siapapun kecuali pada bundanya juga pada Allah saja.

Teriring do'a untuk bunda Zaqi, semoga hatimu yang luka tidak kau tularkan pada putra-putramu. Semoga hatimu yang bening mampu menuntunmu menemukan kembali buah hatimu yang hilang, menemukan kembali hari-hari manis bersama anak-anakmu, menemukan kembali cinta sejati Ilahi pada nafas anak-anakmu.

PS: Bunda Zaqi, Lupakah kau pada janji-janji Allah atas dimuliakan-Nya para Janda dan anak-anak yatim?

16 comments:

  1. Ya Allah..Mudahkanlah segala urusan Ibu ini ya Allah,,jangan biarkan hatinya tertekan dengan berbagai persoalan yg menghimpitnya..Ampunkanlah segala dosa2nya..dan terangilah jalanya,,dengan rahmataMu Ya Allah,,Amin..
    "Saudara muslim ibarat jasad,,terlukanya satu organ tubuh,maka Organ tubuh yang laen akan ikut merasankanya"HR Bukhari Muslim

    ReplyDelete
  2. turut prihatin..
    semoga anaknya segera ketemu..

    ReplyDelete
  3. teteh, thia mohon copas ya buat renungan

    ReplyDelete
  4. Monggo thia...buat merenung juga bahwa terkadang menikah bukanlah sebuah solusi masalah tapi juga bisa menambah masalh ya...syukuri aja taqdir Allah apapun itu. Jadi thia kapan dong undangannya??

    ReplyDelete
  5. lha iya itu masalahnya teh
    thia mau ngasih undangan ke teteh
    tapi mau gimana lagi alamat gak tahu
    pasangan buat dipelaminan juga belum ada

    ditunda dulu undangannya ya :-)

    ReplyDelete
  6. duh semoga bunda Zaki segera menemukan anaknya kembali........... dan bahagia kembali menyertai kehidupannya......

    ReplyDelete
  7. subhanaAllah,Lahawla wala quwwata ila bilaa...
    yg tabah umi zaqi,...semoga Allah memberikan jalan yg terbaik untuk umi dan keluarga,dan melindungi anak umi serta bukakan pintu hatinya agar dpt menerima ayah angkatnya ameen

    ReplyDelete
  8. Perlu dicariin neeeh??? *)
    Jangan lama-lama dooong ditundanya ya say =P

    ReplyDelete