Monday, December 28, 2009

Hadiah istimewa itu...

Sebagaimana pernah kutulis sebelumnya, aku tak pernah mengharap hadiah apapun dari anak-anakku. Namun hari itu, tanggal 22 Desember saat indonesia menyebutnya hari ibu, pulang sekolah Fathiyya menghampiriku. Tanpa kata tangan kecilnya menyodorkan kado kecil berlambang hati. Waktu itu aku didapur, dengan sumringah kuterima kadonya. Seperti yang sudah kuperkirakan, Fathiyya pasti punya kejutan yang dipersiapkan guru-guru kreatifnya di Taman Firdaus. Aha!! Sebentuk gelang unik yang mereka jalin sendiri...cantiknya...

Fathiyya masih tak berkata-kata. Sampai akhirnya kudului saja. "Ini untuk ummi ya de? makasih sayaaaang..."

Fathiyya tetap tak bersuara, hanya senyumnya saja. Aku tahu itu senyum yang menggoda...menggoda untuk ditindaklanjuti he..he......

" kenapa De, kok senyumnya beda...pake in dong ke tangan ummi " Sejurus dia menurut, mengalungkan di tanganku, lalu dia berujar, " Selamat hari ibu ummi, gelangnya bisa dikecilin ngga?"

Aha!!! ku tahu yang kau mau sayaaang.....

" Bisa dooong, sini ummi kecilin. Buat tangan dede kan? "
Akhirnya dia bantu aku melepaskan gelang cantik itu, lalu setelah kupermak gantian aku yang memasangkan di pergelangan tangannya...tetap cantik....lebih cantik bahkan, karena
kali ini ada senyum manis menghias dibibirnya.

" untuk dede?" tanyanya. Aku mengangguk. " makasih ummi..." Fathiyya tersenyum
memperlihatkan sebaris gigi ompongnya. Aaaah senyuman itu sejatinya hadiah teristimewa untukku...

Alhamdulillah, syukurku tak terhingga pada-Mu Rabb

3 months...




ini baby falisya umur 3 bulan...

Monday, December 21, 2009

Aku hanya ingin kau tahu.....

Hari ini hari ibu
tahun lalu fathiyya memberi sekuntum bunga dan kartu ucapan do'a untukku
dan ku kirim sebuah tas tangan dan sebentuk kue untuk ibuku
Fathiyya berucap: selamat hari ibu ummi...
dan aku menelpon ibuku untuk sekedar berkata: ibu apakabar selamat hari ibu ya...

hari ini hari ibu
aku tak tahu hadiah apa yang disiapkan fathiyya ataupun fathan untukku
seperti juga aku tak tahu hadiah apa yang kali ini sepantasnya kuberikan pada ibuku
aku tak tahu, aku tak peduli
aku hanya ingin kau tahu anakku, betapa aku mencintaimu meski tanpa kado itu
aku hanya ingin kau tahu ibuku, setiap hari aku semakin menyayangimu meski tak ada hari ibu...


PS: malam ini kangen banget sama ibu... T_T
ibu hadiahnya artikelku aja ya bu bisa diklik <a href="http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=117325">ibu, universitas pertama anak</a>... nanti dila simpen korannya buat ibu ya, sebenernya diakhir artikel itu aslinya aku sebut nama ibu, tapi sepertinya diedit sama tim redaksi PRmungkin terlalu lebay he..he..
Ibu maafkan kami anak-anakmu, jangan menangis lagi untuk kami meski tanganmu selalu bergetar saat memanjatkan do'a untuk kami. Jangan menangis lagi...kami baik-baik saja, percayalah..

Ibu, Universitas Pertama Bagi Anak

Rating:
Category:Other
Dedicated to all mothers in this old earth ...
Alhamdulillah artikel ini dimuat di H.U. Pikiran Rakyat hari ini, 22 Desember 2009
Ibu, Universitas pertama bagi anak

Cinta dan kasih sayang ibu adalah alam semesta (universe) bagi anak. Rahim ibu yang melahirkan sang buah hati tercinta adalah universitas pertama yang dilalui seorang anak sehingga tumbuh berkembang menjadi insan yang paripurna.

Ibu adalah universitas dalam pengertian yang sesungguhnya. Universitas Ibu adalah universitas par excellence. Sebuah universitas terbaik di antara yang terbaik.

Bila universitas (perguruan tinggi) umumnya menawarkan pencapaian sains dan teknologi semata, Universitas Ibu menawarkan berbagai keterampilan hidup (life skills) yang terintegrasi secara utuh. Sejak masa pembuahan dan di alam rahim pun, seorang bayi sudah mendapatkan pendidikan dari ibundanya untuk senantiasa dekat kepada Allah SWT. Ketika lahir, anak-anak mendapat air susu eksklusif dari ibundanya. ASI eksklusif itulah yang membekali sang anak agar sehat, kuat, dan imun dari berbagai serangan penyakit. Setelah tumbuh menjadi anak-anak dan remaja, sang ibu merawat, mengasuh, dan mendidiknya dengan segenap cinta dan kasih hingga dewasa.

Ibu adalah seorang guru besar yang membimbing anak-anak didiknya menjadi manusia seutuhnya. Membimbing anak-anaknya dengan penuh kesabaran dan cekatan.

Setelah putra-putrinya menikah pun, seorang ibu dengan tulus ikhlas selalu siap menjadi "guru besar emeritus" yang senantiasa siaga memberi nasihat dan pelajaran bagi anak-anaknya. Bahkan, secara ekonomi, tidak jarang seorang ibu menjadi "jaring pengaman sosial", saat fundamental ekonomi rumah tangga sang anak mengalami krisis. Sang ibu kapan saja bisa melakukan "bailout" atau "dana talangan" kepada sang anak kapan pun dibutuhkan.

Figur ibu sebagaimana mandat dari "langit", memerankan dirinya sebagai pengemban berbagai tugas yang semuanya dipersembahkan untuk bekal anak-anaknya. Sebagaimana sebuah universitas, ibu adalah pendidik sekaligus pemilik, pembimbing sekaligus pengayom. Pada kasus tertentu, seorang ibu juga mendesain "kurikulumnya" agar link and match dengan tuntutan pasar kerja. Menjelang tugas-tugas asuhnya berakhir, tidak jarang seorang ibu juga menjadi pengarah karier sang anak, bahkan menjadi job seeker bagi anak-anaknya.

Secara epistemologis, ibu adalah salah satu sumber ilmu pengetahuan utama bagi seorang anak. Dari ibu, seorang anak bisa mengenal alam semesta dan lingkungan di sekitarnya. Dari sang ibu pula, anak-anak bisa mengenal rabb-Nya yang menciptakan jagat raya ini beserta segala isinya. Dari sang ibu, seorang anak bisa memperoleh pengetahuan dari hal-hal yang sederhana sampai ke hal-hal yang kompleks. Ibu pula yang mengajari anak-anak bangsa ini membaca, menulis, dan menghitung. Ibu juga menyadari bahwa setiap saat harus terus belajar dan belajar agar bisa mengembangkan dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar sang anak tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, beriman, dan bertakwa.

Oleh karena itu, tidak berlebihan bila seorang ibu adalah aktor utama sekaligus sutradara bagi pencerdasan bangsa dan umat manusia. Anak-anak bangsa tidak akan mencapai derajat literasi yang baik bila tanpa ada peran ibu.

Kepada para ibu, semoga semakin membekali diri untuk menjadi universitas terbaik bagi anak-anaknya. Dan untuk para ayah, semoga senantiasa menjadi suporter pertama dan utama bagi lestarinya universitas ibu. Amin. Selamat Hari Ibu.


Sunday, December 20, 2009

Love is incredibly powerful

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee, USA.



Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael, anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya. Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.



Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.



Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya bila sewaktu-waktu harus merelakan kepergiannya. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!



"Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! "

Ibunya kurang tanggap.



"Mami, ... aku pengen nyanyi!"

Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.



"Mami, ... aku kepengen nyanyi!"

Ini berulang kali diminta



Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael adalah rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.



Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya!



Ia dicegat oleh suster di depan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!



Karen menatap tajam suster itu, lalu berkata :" Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya!"



Suster terdiam menatap Michael dan berkata, "tapi tidak boleh lebih dari lima menit!"



Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut.



Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya yang mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring



"... You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ..."

Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.



"You never know, dear, How much I love you. Please don't take my sunshine away."

Denyut nadinya menjadi lebih teratur.



Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, "... terus Michael! teruskan sayang!" bisik ibunya ...



"The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands ..."

dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur.



"... I'll always love you and make you happy, if you will only stay the same ..."

Sang adik kelihatan begitu tenang ... sangat tenang.



"Lagi sayang!" bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur lelap.



Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.



Hari berikutnya, si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib