Sunday, October 14, 2012

A Lovely Day Blogger Template

A Lovely Day Blogger Template

TERNYATA IA JADI AKU, IA DAN AKU JADI KAMI



Jam 21.30

Aku sudah menguap berkali-kali, kantuk kali ini tak bisa kutahan lagi, apalagi sejam lalu perut ini penuh terisi ikan cue bakar traktiran suamiku. Maka dengan terpaksa aku minta ijin tidur duluan, meninggalkan suamiku yang masih sibuk dengan PR pekerjaannya, memeriksa lembar UTS mahasiswanya. Baru 5 lembar yang berhasil kugarap, namun kantuk i
tu menyerangku tanpa ampun maka setengah hati aku pergi tidur dengan janji padanya bahwa tengah malam aku akan bangun meneruskan membantu menyelesaikan PRnya.



Jam 00.45
Aku terbangun seketika, alam bawah sadarku seperti menagih janjiku pada suamiku. "Jam berapa ini mas? Sini, biar ummi teruskan. Mas tidur aja, 2 jam lagi kan harus siap-siap berangkat, pokoknya abi bangun sudah beres deh." 



"Ini sudah jam setengah satu lewat Mi,"Suamiku beringsut lunglai, pasti lelah sekali tapi enggan juga meninggalkanku sendiri atau ada hal lain yang ia tunggu?.
Setengah satu?Aku jadi tergelitik untuk mengucapkan selamat hari lahir pada suamiku. Sejak makan malam di cihanjuang tadi sebenarnya aku dan putriku sudah bisik-bisik tentang hari miladnya. Ya tepat 45 menit lalu hari milad suamiku, 14 Oktober. Sebenarnya sejak sebulan yang lalu aku sudah menyiapkan kado special untuknya, tapi aku urung memberikannya. Ia bukan tipe romantis, yang rajin mengingat hari ulang tahun apalagi dengan kejutan hadiah dan sebentuk puisi. Bukan ia banget deh ... alih-alih happy biasanya kalo dapat kado atau puisi ia malah bereaksi canggung "hadduuh apa-apaan ini?? repot-repot gini" 
Biasanya aku balik menjawab, "Gitu aja repot hehe.."



Maka kado special itu sampai detik ini masih kusimpan rapi di loker kerjaku, di sekolah (Hayyyaaa maksudnya biar ga ketahuan tapi jadinya ga kesampaian :P)



Dan akhirnya akupun mengurungkan niatku untuk memberi ucapan tahniah padanya. Namun beberapa pijatan kuberikan dipundak dan kepalanya, itu tentu lebih berarti baginya daripada sekedar ucapan tahniah, pikirku. Dan Ia pun beranjak ke pembaringan. 



Jam 03.03
" Mas sudah jam 3, siap-siap sekarang supaya ga telat yuu" Ku bangunkan suamiku perlahan. Baru sekira 2 jam saja ia terlelap, kasian juga namun apa daya tugas negara sudah menanti. Suamiku dengan gontai beranjak ke kamar mandi. Madi air dingin sepagi itu sudah biasa baginya. Alhamdulillah. Aku selesai menyiapkan sarapannya. Sambil menunggunya keluar kamar mandi, aku meringkuk di ruang tengah. Ngantuk. 



" Ummi sayang selamat ulang tahun ya", Tiba-tiba satu kecupan mendarat dipipiku. Wangi sabun dan dinginnya pagi membangunkanku dari lilirku sesaat. Tanpa sempat bereaksi, sang pemberi kecupan sudah masuk kamar untuk berganti baju. Aku bengong terdiam. Jadi...ternyata...ia menunggunya...menunggu ucapan tahniah dariku itu...



Masya Allah rasa bersalah itu mengejarku. Ia ternyata bukan seperti ia yang dulu, ia perlahan berpikir sepertiku, bertindak menjadi aku. Dan aku? Perlahan aku berpikir seperti ia, bertindak menjadi ia yang dulu. 



Subhanallah, sungguh pernikahan adalah media shibghah (saling mewarnai/mencelupkan) terindah, dan semoga shibghatullah (celupan Allah) yang senantiasa mewarnai pernikahan ini. Dulu ia adalah ia, aku adalah aku, sekarang tak ada ia maupun aku, hanya KAMI. Kami yang terus belajar saling memahami, saling mencintai karena-Nya.



Tiga puluh menit kemudian ia pergi berjuang dengan sebentuk doa sebagai kadoku padanya...



"Selamat milad mas Fahrus Zaman Fadhly , semoga semua doa dan harapan kita terkabul"


Tak ada kado dan kue menantimu, namun cepatlah pulang ada 3 bidadari menunggu dengan rindu.

Monday, September 24, 2012

Kado Terindah

Anakku sayang,
Sungguh Allah Maha Indah,
Menjadikanmu sebagai kado terindah bagi kami,
12 tahun sudah kau menemani hari-hari kami,
12 tahun yang tak selalu mudah, pun tak selalu indah,
namun sempurna bagi kami.



Anakku sayang,
ribuan untaian do’a telah kami persembahkan
pada Sang penggenggam jiwamu
semoga menjadi jembatan bagi setiap pengharapanmu
menjadi nafas bagi jalanmu menuju jannahNya


Anakku sayang,
Selamat milad, selamat menapaki tarbiyah Nya,
Kami selalu disini, manjagaimu dengan do'a
menemanimu sepenuh cinta,
selalu.

24 september 2012 @Sudut cahaya kamar
*tersedu sendiri dalam rindu melangit ingin mendekapmu, sekejap saja nak adakah kau dengar suara rindu ini?*

Friday, August 3, 2012

O'Cake berhadiah keranjang kayu cantik,mau?




Ini homemade cake looh...
Harganya hanya @ Rp. 35.000 /toples (250 gr)
Cocok untuk hantaran hadiah lebaran untuk guru kita, orang tua kita, gurunya anak kita, serta sanak saudara. Untuk teman buka puasa dan sahur juga yummy looh...

Pembelian 4 toples bonus keranjang cantik dari kayu yang bisa dimanfaatkan untuk nampan, tempat kosmetik, tempat pot bunga, tempat foto dsb.

Varian rasa: Nastar, cakar macan, kastengel, choco cake, kacang thailand, putri salju.

Mauuu???

Tuesday, July 31, 2012

[Xenophobia] Ilmu baruku, Aliran Kotor?

“ Jujur Da, kamu ikut aliran kotor itu?” suara nenekku lembut tapi terdengar tegas dan menusuk jantungku. Aku diam seribu bahasa.  Aliran kotor? Kepalaku tiba-tiba seperti diputari gasing berduri. Aku tak habis pikir, informasi yang nenekku peroleh  mengenai ilmu baruku di sebutnya aliran kotor. Astaghfirullah…hatiku hanya mampu beristighfar sementara nenekku terus menceramahiku panjang lebar.

“Orang-orang bilang kalau mempelajari ilmumu itu, berarti kamu termasuk pengikut setan yang senang dengan darah kotor Da. Katanya itu bikin orang sehat, tapi nyatanya itu bikin orang sakit Da. Badannya ditusuk-tusuk, darahnya dikeluarkan padahal orangnya sehat. Hati-hati da kamu bisa dilaknat Allah . Jangan coba-coba dipraktekan Da, sudah dibuang saja ilmunya”, nenekku terdengar cemas. Aku tahu nenekku marah karena beliau sayang padaku, beliau tak ingin aku terjerumus pada aliran-aliran sesat yang mengaku Islam namun mengajarkan kesesatan melalui ibadah yang bid’ah ataupun yang tidak jelas sumbernya. Tapi untuk yang satu ini rasanya aku tak bersalah, dan tak beralasan untuk diceramahi apalagi di cap aliran kotor. Aku hanya mengikuti sunnah Rasul, mempelajari dan mempraktekan sunnah rasulullah SAW, salahkah?

“ Sudah berapa orang yang  kamu ambil darahnya Da?” suara nenekku menerobos kepalaku yang masih berdesing. Aku masih diam tak menjawab. Air mataku jatuh satu-satu, kutahan tapi tak  bisa. Nenekku semakin khawatir, mengelus punggungku sambil terus menasehatiku untuk kembali ke jalan yang benar. Aku hanya bisa menggigit bibirku agar tangisku tidak meledak.

Sore itu aku pulang kerumahku dengan sesak didada. Sejuta rasa sesal berkecamuk. Bukan sesal karena aku telah belajar ilmu baru itu, bukan. Tapi penyesalan mendalam karena aku tak bisa berkata-kata saat nenekku menghakimiku dengan sebutan aliran kotor itu. Penyesalan yang begitu besar karena aku membiarkan nenekku tercinta larut dalam ketidak pahamannya. Penyesalan tiada terkira karena aku hanya diam seribu bahasa, bahkan tak berani menyampaikan bahwa aliran kotor itu punya nama yang cantik yakni ‘Al hijamah’.

Sore itu, sepuluh tahun yang lalu aku pulang dengan seribu sesal yang kubawa hingga hari ini. Sesal yang tiada berakhir karena tak sempat ku kenalkan indahnya berbekam pada nenekku yang saat itu masih sehat. Nenekku sekarang sudah hampir berusia 90 tahun dan sudah terbaring lemah di pembaringan karena stroke yang mendera 3 tahun lalu. Nenek sudah sangat lemah untuk diajak bicara panjang lebar apalagi harus mendengar penjelasan tentang  apa itu Al Hijamah.

Sepuluh tahun yang lalu bekam masih belum sepopuler sekarang. Bekam hanya milik komunitas tertentu yang mengkaji Islam lebih dalam. Dulu memar di pelipis bekas berbekam masih dianggap aneh, di anggap nyeleneh. Sekarang Bekam sudah sangat popular, kliniknya sudah menjamur, bahkan praktisi bekam bukan saja dari kalangan mahasiswa/i, tapi juga pengusaha, pendidik sampai keum elit politik yang melek sunnah dan hadits.

Sepuluh tahun yang lalu, pertama aku belajar bekam  dan membuka praktek bekam kecil-kecilan. Senang mengamalkan sunnah Rasulullah yang satu itu bersama suamiku. Namun ternyata kesenangan itu harus diiringi keberanian dalam berdakwah. Berani mempraktekan ilmunya, maka harus berani mempertanggung jawabkan secara ilmu dan amal.

Aku sungguh menyesal  karena sepuluh tahun yang lalu aku tak cukup berani menyampaikan kebenaran itu. Aku sungguh menyesal karena tak sempat kusampaikan bahwa ‘Al Hijamah atau Bekam adalah Sunnah Rasulullah SAW. Tak sempat kusampaikan bahwa Rasulullah bersabda "Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas." (Hadist Bukhari).

Saat itu tidak ku beri kesempatan nenekku mengenal Al Hijamah, ku biarkan nenekku dengan pemahamannya saat itu. Andai saja kujelaskan perlahan bahwa bekam itu pengobatan cara Nabi. Bekam itu  teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor dan racun yang berbahaya dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Bekam itu tidak berbahaya dan bekam itu bukan aliran kotor. Andai saja…

Namun penyesalan itu mengajarkanku banyak hal, salah satunya adalah mengajarkanku untuk berani menyampaikan kebenaran itu meski pada yang lebih tua, meski pada yang lebih pandai, meski pada yang lebih kaya, meski pada yang lebih tahu. Karena mengetahui kebenaran adalah hak setiap kita, dan menyampaikan kebenaran adalah kewajiban setiap kita. Wallahu’alam bishawab.

 *Ditulis untuk berbagi dan berpartisipasi pada lomba menulis mba Wayan Lessy disini http://wayanlessy.multiply.com/journal/item/758

Saturday, July 28, 2012

Jual cepat: DX COROLLA original




Berhubung merawat kendaraan sekarang ini tidak murah dan tidak mudah, maka salah satu kendaraan kami harus dilepas. Padahal sepanjang bersamanya banyak kenangan manis tak terlupakan. Meskipun dia sudah tua, tidak pernah dalam sejarahnya mogok bersama kami.

DX COROLLA '81 Kondisinya sangat bagus:
- Body mulus banget
- AC dan Tape bagus
- aksesoris original
- mesin segar dan garing
- Harga Rp.25 juta saja

Peminat serius silahkan hub.081214101193

Wednesday, July 11, 2012

(Lomba Senyumku Untuk Berbagi) Senyum Mau-mau tapi Takut

Senang sekali ketika pertama membaca postingan kaklist tentang lomba senyum berbaginya. Bukan saja karena hadiahnya yang terdengar menggiurkan, tapi lebih karena aku merasa punya ‘wadah’ berbagi senyum kami yang satu ini.

Foto ini adalah salah satu momen dari ratusan momen yang kami  abadikan saat berangkat umrah tanggal  4 - 14 Juni 2012 lalu. Ini adalah foto ku bersama ibuku saat di Jabal Tsur. Jabal Tsur adalah tempat bersejarah dimana terdapat Gua Hira dan Gua Tsur disana. Sebagai tempat wisata disana terdapat banyak pedagang, mulai dari pedagang pashmina sampai penjual jasa menunggang unta. Untuk menunggang unta para penjual jasa ini memasang tarif 10 – 100 reyal. Aku dan ibuku tak tertarik sama sekali untuk naik unta meskipun suamiku berulangkali membujuk kami berfoto di punggung unta. Aku dan ibu berdalih bahwa kami bisa naik unta di kebun binatang Bandung, biayanya lebih murah, dan untanya lebih kecil ukurannya, lebih bersahabat. Sebenarnya kami sedang menutupi rasa takut kami, takut di seruduk unta, bahkan sejujurnya aku takut digigit gigi unta yang besar-besar itu he..he…

Suamiku yang sudah  membaca pikiranku sejak awal menginjakkan kaki di Jabal Tsur, tak bisa memaksaku naik unta. Ia tahu aku punya sejarah trauma setelah melihat temanku perutnya digigit kuda, dulu saat aku masih di bangku SMP. Trauma itu yang mengantarku pada pikiran ‘digigit unta’. Irrasional bahkan terdengar lucu bagi yang mendengarnya ya :P

Pagi itu terasa terik sekali, selain karena memang sedang  summer disana, juga karena Jabal Tsur 

merupakan bukit batu tertinggi di Mekkah yang dikelilingi padang pasir tanpa pepohonan. Wajar saja jika di beberapa foto kami sering terlihat menyeringai, menahan silau dan panas. Namun untuk foto yang satu ini, sejatinya itu adalah senyum mau-mau tapi takut. Kami ingin sekali berfoto dengan unta cantik ala padang pasirnya Mekkah, namun rasa takut diseruduk dan digigit pun tak kalah besar. Maka alhasil senyum mau-mau tapi takut inilah yang hadir. Sambil berpegangan tangan erat menahan ngeri, kami berdua pasrah berpose bersama sang unta.Sejujurnya setiap selesai difoto 

kami langsung lari tunggang langgang,menjauh dari sang unta yang tak bersalah hehe…

Tersenyum ternyata bukan saja sunnah Rasulullah ya, para pakar psikologi meneliti bahwa tersenyum memberi banyak manfaat bukan saja bagi pelakunya, tapi juga bagi yang melihatnya. Senyum selain memberi aura positif, senyum juga meningkatkan system imun tubuh kita, dan dapat melerai rasa di hati kita. Salah satunya adalah rasa takut. Meski takut kupaksa untuk tersenyum, dan ternyata itu sangat membantuku menghilangkan ketakutan dan trauma itu sedikit demi sedikit. Pasca berfoto dengan ibuku ini Alhamdulillah aku berani berfoto berdua unta, meskipun belum berani naik untanya. 

Maka tetap tersenyum yuuuk meski rasa hati sedang nano-nano, manis, asem, asin…


*Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba 'senyumku untuk berbagi' nya KAKLIST  http://kaklist.multiply.com/journal/item/101/Lomba-senyumku-untuk-berbagi  .

 

  

Friday, July 6, 2012

Catatan hati sang santri part #2

Ini lanjutan dari  catatan hati sang santri part#1. Fathiyya mengetiknya untuk kakak Fathan. Terima kasih yayu sayaang...terimakasih juga untuk pembaca setia yang mengapresiasi tulisan my sun and ketikan my girl hehe... Semoga episode kali ini ga bikin pembacanya berderai-derai lagi ya, cukuplah umminya yang bercucuran airmata he..he..

JUM’AT,1 JUNI 2012
Keesokan harinya ku mendapatkan teman baru yang lucu sekali namanya Raditya panggilanya adyt, ia sering membuat lelucon kpd teman-temannya bahkan ustad-ustadku pun sering di guroi. Setelah datangnya adyt aku sudah tak bersedih lagi bahkan setelah menangis aku langsung tertawa terbahak-bahak saking lucunya. Ustad-ustad  satu kamarpun langsung tertawa terbahak-bahak. Disore hari nya kami bermain bola bersama-
sama ternyata adyt mahir bermain sepak bola.                                                            

SABTU,2 JUNI 2012
Dihari Sabtu kami bersiap-siap untuk bersekolah bersama kelas kami F7,sesampainyadi sekolah adyt tetap melawak, yang biasanya kelas ku sunyi senyap setelah ada adyt kelas menjadi ramai sekali.

MINGGU,3 JUNI 2012
Keesokan harinya aku sudah siap-siap untuk main  bola. Saat aku bermain datanglah pak robert & oki dia adalah guruku saat di Sias dan temanku oki. Awalnya seperti biasa aku seneng dapat teman baru tapi setelah tahu kabar orang tuaku fdari Pak Robert Aku sedih karena orang tuaku akan pergi umrah. Jadi ini adalah terakhir kalinya aku menelpon orangtuaku.Saat aku menelponpun aku sambil menangis  mendengar suara umi & abi, menyampaikan selamat tinggal.Aku tidak tahu lagi harus apa karena aku tidak bisa lagi berkomunikasi dengan umi & abi dalam 2 minggu ini.

SENIN,4 JUNI 2012
Keesokan hari nya , di pagi hari Pak Robert datang & menghampiriku  “Fathan!!! Ini abi & umi nelpon katanya mereka sudah sampai di bandara  Soekarno-hatta Jakarta untuk pergi umroh ." Setelah begitu aku pun makin  bersedih  tapi lama kelamaan aku senang karena orangtuaku  juga senang karena setelah berminggu-minggu  dibatalkan akhirnya orangtuaku berangkat umroh  juga , dan tanpa  terasa sudah seminggu  aku mondok disini rasanya baru sehari ku disini , tapi rasanya

 aku ingin pulang karena kangen orang tua.

(Fathan menggambar ka,bah dan pedang dengan tulisan SABAR di bagian atas
 
kertas diarynya dan menggambar
pesawat yang terarah ke sebuah bendera bertuliskan JEDDAH dibagian bawah kertas diarynya, dan sebuah tulisan Arab lafadz ALLAHU AKBAR dibagian teratas kertas)

TO BE CONTINUED


Tuesday, July 3, 2012

Catatan hati sang santri part #1

Saat menjenguk putraku yang nyantri di Gontor minggu lalu, putraku memperlihatkan diary nya selama mondok di sana. Dia bilang dia menulisnya dimalam hari sebelum tidur, bahkan jika lampu kamar sudah dimatikan (jam 22.00 wajib padam) dia mencari lampu yg masih menyala di teras kamar. Aku dan abinya senang sekali bukan karena isinya yang menyejukkan hati, tapi karena dengan menulis dia akan terbantu melerai segala rasa yang ada dihati, dan mengasah keterampilannya menulis sejak dini. dan aku minta ijin padanya untuk meng-copy dan menuliskannya lagi di blog ku sebagai pendokumentasian hingga kelak bisa menjadi ilmu dan hikmah baginya maupun bagi adik-adiknya.

SENIN, 28 MEI 2012
Awalnya aku hanya main-main ingin pergi menuntut ilmu di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Tapi ternyata aku mulai serius dengan kata-kataku tadi. Dan dihari pertama ku sekolah di gontor memang aku sangat gugup tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan kehidupanku disini,dimulai dari aku mempersiapkan barang –barang  bersama abi ku umiku tidak bisa ikut karena harus menjaga adik-adikku,kemudian aku ke tabsis (tabungan siswa) bersama abi untuk menyimpan uang tabungan ku disana ramai sekali bahkan saat aku berbicara pada abiku tidak terdengar apapun oleh abiku,kemudian aku pergi ke koperasi pelajar orang disana menyabutnya kopel untuk melengkapi perlengkapan selama ku disini seperti ember untuk mencuci dll.

 SELASA, 29 MEI 2012 
kesokan harinya aku mulai bersekolah,saat aku mandi mengantri nya panjang sekali 

sampai-sampai  aku menunggu 30 menit hanya untuk mandi, setelah mandi aku makan. aku makan menggunakan kupon yang telah di berikan.




RABU, 30 MEI 2012
Di hari ke tiga aku bersama abi dan pa muh  berjalan-jalan mengililingi ponorogo untuk melihat suasana keindahan dan keunikan Ponorogo yang terkenal dengan Reog Ponorogonya.Disini  suasananya sangat tenang adem,ayem tapi di kota bandung asalku disana macet!!! terus...,tapi disini jalan lowong dan lancar  sekali kemudian kami makan siang di rumah makan yang menyediakan makanan-makanan khas ponorogo ,kemudian kami berfoto-foto di alun-alun dan masjid agung ponorogo selesai itu selanjutnya kami sholat dan pulang ,sesampai di gontor ,aku mendapatkan teman baru yaitu mada,epal,daffa,yafie & firdaus

SEBESAR APA KEINSYAFANMU SEBESAR ITU PULA KEUNTUNGANMU 




KAMIS, 31 MEI 2012
Keesokan harinya abi bersiap-siap untuk pulang ke Bandung. Awalnya aku senang karena dapat teman baru, tapi setelah tahu abi akan pulang aku sedih tapi,jika abi tidak pulang aku tidak akan mandiri.Ting-ting bel  berbunyi waktu masukpun tiba, aku mulai belajar , kelasku F7, walikelasku ust.Ainul Haq.Ting-ting bel istirahat berbunyi aku mulai mencari abi. Aku sudah mencari ke tabsis,kopel,kopma (koperasi mahasiswa), Gorda, Harmony, Masjid, Wescafe, tetap tidak ada. Aku sudah mencari kemana-mana, kemudian ibu Alwi bilang kalau abi telah pulang ke Bandung. Akupun bersedih aku menyendiri dikolam ikan masjid, Kemudian aku merenung sambil menangis. Kemudian datanglah ustadz Amru, ia datang dan menghiburku dan berkata MAN JADDA WAJJADDA, orang yang berusaha pasti berhasil.
 


*Dan airmataku pecah sudah membacanya....

TO BE CONTINUED

Serunya 2100 km tour d'Java




Wednesday, June 13, 2012

Lovely Summer in Mecca and madina




Tahun lalu kami masih bermimpi ingin ke Baitullah dan tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa tahun ini kami mendapat undangan itu, Subhanallah... Sungguh mudah bagi Allah untuk mengundang siapapun yang dikehendakiNya.

Banyak cerita penuh makna yang ingin ku sampaikan namun mood untuk menulis masih jauh terpendam, terhalau oleh gemerlap indahnya segenap rasa yang terbawa dari tanah harom...maka kisah di masjid nabawi, kisah di jabal uhud, kisah di depan ka'bah hingga di laut merah harus dipending dulu ya hingga reda semua rasa yang masih simpang siur dalam dada.

Perjalanan umroh ini dari tgl 4juni - 12 Juni 2012, saat itu negara arab sdg memasuki musim panas. suhu disana bisa mencapa 55 derajat celcius. alhamdulillah bis, hotel, masjid nabawi maupun masjidil harom full AC ssehingga panas hanya terasa diluar saja.

Karena sedang summer maka siang harinya lebih panjang, maghrib jam 07.05 dan Isya jam 08.35 sedangkan Shubuhnya lebih awal jam03.55. Maka kami hanya punya waktu tidur sekitar 3 jam sehari dimalam hari karena jam 02.00 sdh harus bangun lagi untuk mendapat shaf di dalam saat sholat shubuh. Namun begitu alhamfdulillah nikmat tiada tara.

Ini sebagian fotonya dulu diupload ya sebagai pengamanan kalau-kalau folder fotonya hilang lagi, maka MP adalah tempat teraman utk penyimpanan dokumentasi ya he..he..

Insya Allah perlahan-lahan akan mengalir satu persatu kisahnya ya, terutama untuk my kids, Fathan, fathiyya and falisya, Ummi janji akan berbagi semua cerita untuk bekal kalian kelak bersiap diundang ke rumah Allah.

Friday, June 1, 2012

Suasana di kota santri....




Alhamdulillah my sun, kaka fathan akhirnya bertetap hati ingin nyantri di Gontor, bahkan dia ingin mulai pendidikan sejak selesai UN kemarin tidak mau menunggu hingga kelulusan SD, atupun menunggu ummi abinya pulang umroh...happy meski ada airmata haru :'D

Kaka Fathan doakan ummi abi ya...sebagaimana ummi dan abi tak henti menyebutmu dalam doa kami...
we love you so much n so proud of you...

Photo Album 2012-06-01




Thursday, May 3, 2012

Lomba Penulisan Artikel dan Karya Jurnalistik (Feature)Hardiknas 2012 KEMENDIKBUD | Media Pendidikan

http://www.m-edukasi.web.id/2012/03/lomba-penulisan-artikel-dan-karya.html
Alhamdulillah abi Fahrus Zaman Fadhly menjadi the 1st winner, kemarin beliau bersama pak menteri untuk menerima penghargaannya.

PS:Abi, titip pesan untuk pak menteri dari ummi sang guru cilik mohon ada regulasi agar seragam siswa SMP putra bercelana panjang mengingat mereka sudah akil baligh yaa...

Saturday, April 28, 2012

Alhamdulillah kemaren dapat telepon dari staf kemendikbud bahwa abi Fahrus Zaman Fadhly masuk sebagai salah satu pemenang lomba menulis artikel, tgl 2 Mei pak menteri mengundang langsung untuk penyerahan hadiahnya...Barakallah abi, we'r so proud of you! Don't give up to teach me to be good writer ya bi ;D. lombanya disini: http://www.m-edukasi.web.id/2012/03/lomba-penulisan-artikel-dan-karya.html

Malam minggu bicara cinta

 
Dulu zaman aku  SD sudah ada yang namanya cinta monyet. Biasanya  mulai tumbuh  pada anak kelas 5 atau kelas 6, murid putra menggoda murid putrid atau sebaliknya. Kata-kata yang digunakanmasih bahasa anak yang polos, jauh dari kata-kata kasar apalagi yang menjurus pada pergaulan bebas. Biasanya hanya sekedar titip-titip salam atau menggoda dengan kata “adeuh..” lalu setelah itu selesai. Tidak ada follow up ‘jadian’, ‘pacaran’ apalagi hubungan serius lainnya. Dan kemudian berlalu begitu saja. Itu zaman aku SD, berarti sekitar 25 tahun yang lalu (euleuh aku sudah tuir ya…) 
 
 
Lain dulu lain sekarang. Jangankan anak SD, sekarang anak Play Group pun sudah ada yang bisa centil-centilan,  cubit-cubit pipi temannya yang sesama usia 2-4th sambil melirik ala playboy/playgirl. Duh hadeuh…lutunyaaa tapi dilematis ya…
 
Kalau anak playgroup sudah begitu apalagi anak SD, SMP dan SMA, it must be much more complicated !! Suatu ketika saat menjemput anak-anak kami pulang sekolah Fathiyya bercerita, “Ummi, Mawar temen yayu tadi diganggu Marwan, tempat pinsilnya diambil”
 
“oya?kenapa diambil? Mungkin mau pinjam yay” jawabku sekenanya.
 
“Bukan mi, mungkin Marwan suka sama Mawar” Fathiyya menjelaskan dengan wajah polos dan datar.
 
“ooo kalau suka harusnya bilang ya, boleh suka tapi bersahabat saja dengan siapapun, jangan malah mengganggu temannya ya” kataku. “Kalau yayu Fathiyya ada yang suka ngga? “ tanyaku (iseng banget nih umminya he..he..)
 
“Banyak mi,” kali ini Fathan yang menjawab dengan semangat.
 
“Oya?” aku surprise. “Siapa aja ka?”,tanyaku sambil melirik putriku yang masih cuek bebek.
 
“Banyak, ga bisa disebutin”, jawab Fathan kali ini ikutan pake gaya cuek bebek goreng. Kalau begini aku jadi tambah penasaran tapi bingung mau tanya apa khawatir wacana akan berkembang melebar dan mendalam sementara ilmuku belum selebar dan sedalam lautan ;p
 
“Oooh Irsyad salah satunya ya ka?” kali ini abinya yang menimpali dari balik kemudi.
 
“Iya kali,” jawab kaka singkat.
 
“Loh kok abi lebih tahu?” aku jadi heran, biasanya abi tidak ‘aware’ untuk urusan begini, tapi kok sekarangg jadi lebih tahu.
 
“Iya  soalnya abi pernah lihat Irsyad cubit pipi yayu padahal kan Irsyad temen sekelas kaka ,” nada 

 suara abi terdengar galau, ga rela putrinya punya fans he..he…
“Bener gitu ka?”, aku masih belum yakin. Yang ditanya tak bergeming. “Ooo temen sekelas kaka ya yang banyak suka sama yayu ya ka?” tanyaku lagi, ini fakta yang menggelitik sekaligus bikin aku penasaran.
 
“Iya, tapi kelas 4 sama kelas 5 juga ada” akhirnya Fathan buka suara.
 
“Bener gitu yay, kakak kelasnya banyak yang suka sama yayu?”, tanyaku pada putriku, yang 
ditanya malah angkat bahu . “Iya gitu?,” dia malah balik bertanya. “Yayu mah ga tau, biarin ajah ah” lanjutnya dengan gaya cuek brewek. Alhamdulillah hatiku lega mendengar jawaban polos putriku yang masih berusia 7,5tahun. Fitrah anak-anaknya masih terjaga.
 
Nah berbeda ya kalau yang ditanya kaka Fathan  suka siapa atau disukain siapa pasti jawabannya 
panjaaaaang dan laaamaaa…perlu bab khusus nih bahasannya. Secara  diakan sudah ABG sekarang, sudah jadi kakak tertua disekolahnya, sudah akil baligh, sudah seharusnya bisa membedakan yang haq dan yang bathil, yang halal dan yang haram, yang maslahat dan yang mudharat. He is no more just a kid but a teenager now, means I have to learn much more about teenager’s life, love and laugh, wanna teach me please???

Thursday, April 26, 2012

Suatu Ketika, Aku di Titik Nol


Mataku nanar menatap siswaku yang sedang bergelut dengan soal US (Ujian Sekolah). Ini baru hari pertama US dan baru berlangsung 15 menit tapi rasanya aku ingin berlari meninggalkan ruangan. Berlari pulang menemui putri kecilku yang sedang menangis mencariku dirumah. Aku ingin pulang.

Mataku mulai berkaca-kaca. Namun harus kutahan. Apa jadinya jika pengawas US berderai air mata saat mengawas? Tentu hanya akan menambah galau dihati siswaku. Selain itu profesionalisme guru pun dipertaruhkan. Maka sekuat tenaga ku tahan bendungan dimataku agar tidak pecah.

Hari itu adalah hari pertama pembantuku resign karena hamil tua. Setelah bekerja 2 tahun bersama kami tentu tidak mudah bagi Falisya yang masih berusia 2,5th untuk  beradaptasi  tanpanya. Dan hari itu hari pertama juga bagi pembantu baru yang bekerja menggantikannya. Hari pertama bagi Falisya  bertemu pengasuh  barunya, dan aku tidak  bersamanya untuk menemaninya beradaptasi. Aku tidak ada untuk mengajari pengasuhnya cara menyeduh susu dengan takaran tepat, apalagi membimbing dalam melakukan pekerjaan rumah. Hari itu aku malah  diluar rumah dari jam 06.30 pagi sampai 05.30 sore !!! hiks …

Aku bukan pegawai Bank, apalagi anggota DPR yang memang punya jam kerja belasan jam dalam sehari. Aku hanya seorang guru biasa, dan 11 jam bekerja tentu bukan jam kerja yang sehat bagi seorang pendidik. Namun jadwal ini sepertinya takdir yang harus kujalani selama 3 minggu kedepan. Mengingat kelas 9 akan menghadapi UN maka aku yang biasanya  hanya mengajar 5 kelas 7 disiang hari dan 2 kelas 8 di pagi hari., maka sekarang aku harus mengajar kelas 9 sebagai pemantapan intensif.  Artinya aku harus mengajar kelas 7,8 dan 9 dengan jadwal pagi & sore, dengan total jam mengajar 40 jam . Oooops membayangkannya saja aku sudah sesak nafas 

Bagiku sebenarnya menyenangkan saja jika aku harus mengajar banyak kelas. Namun jadwal yang tidak bersahabat membuatku dzolim pada anak-anakku di rumah.  Dengan jam mengajar pagi sampai sore, aku hanya sempat mencuci baju dan memasak selepas shubuh. Aku tak sempat memandikan falisya, tak sempat menyuapinya, menyiapkan bekal sekolahnya apalagi mengantarkannya ke sekolah. Bagi Fathan&Fathiyya yang sudah usia SD dan bersekolah full day tidak terlalu bermasalah dengan jam kerja baru umminya. Namun bagi falisya yang masih berusia 2,5th tentu menjadi masalah besar, dan menjadi nightmare bagi umminya.

Aku masih diam terpaku menatap murid-muridku yang saat itu masih khusyu  dengan soal US nya. US ini adalah ujian yang 60% nilainya menentukan kelulusan mereka. Dan aku masih diam membisu membayangkan kelulusanku sendiri. Lulus kah aku menjalani ujian hidup kali ini?  3 minggu dengan jadwal pagi – sore menjadi ujian bagi keikhlasanku. Ikhlaskah aku menjalani 
profesiku sebagai guru? ikhlaskah aku meninggalkan 3 buah hatiku demi ratusan anak bangsa Indonesia? Aku rasa aku belum lulus ujian ini, karena air mata masih berderai. 

Malamnya aku menangis sejadi-jadinya dikamar. Suamiku dengan sabar  mendengar keluh kesahku. Aku merasa saat itu aku benar-benar di titik nol. Aku merasa tak berdaya, tersiksa dengan pikiranku sendiri. apa yang kucari  dari bekerja diluar rumah sejak pagi sampai sore? 

Materikah? 
Suamiku sudah menafkahi kami dengan baik. Selain itu gaji PNS tentu tak seberapa, apalagi aku 
belum disertifikasi.

Ilmukah? 
Banyak majelis ilmu bersebaran, banyak seminar dan lembaga formal - informal serta buku-buku yang menyediakan ilmu.

Atau aktualisasi diri?
Untuk atualisasi aku punya blog, ada komunitas penulis, ada yayasan percikan  iman, ada butik on line dan banyak wadah lain sebagai  tempat aktualisasi diri. Lalu apa yang kucari??? Ridho Allah bukan? Jannah-Nya sudah pasti yang kuharapkan. Ya aku hanya mengharap ridho-Nya agar kelak aku mendapat satu kavling kecil di jannah-Nya.

Akankah profesi guruku mengantarkanku kesana? Bukankah justru yang akan aku pertanggung jawabkan pertama adalah amanahku dirumah? Bukan seberapa bagus RPPku  atau seberapa hebat dan banyaknya jam aku mengajar? Hiks …aku mau pension dini saja rasanya. Dan aku menangis sejadi-jadinya. Lepas semua gundah dihati bersama air mata yang berderai. Suamiku masih dengan sabar mendengarkan keluh kesahku sambil sesekali mengusap air mataku. Tausyiah nya seskali menghujam hatiku dan melerai dukaku “ Ummi , jika ummi mengajar dan mendidik murid-murid  ummi disekolah dengan ikhlas maka ummi sama dengan mendidik anak-anak ummi dirumah, Allah tidak akan salah menghitung amaliah seseorang” 

Aku hanya termangu “benarkah?”. Aku masih tidak yakin karena yang ku yakini, my full time job is 
being mom, artinya aku harus memprioritaskan amanahku di rumah, sedangkan being teacher is only my part time job.

Dan aku baru tersadar apa jadinya kalau setiap ibu berpikiran sama sepertiku? Siapa yang akan all out menjadi guru disekolah? Siapa yang akan benar-benar memperhatikan pendidikan anak bangsa jika semua perempuan harus menjadi ibu rumah tangga?


Setelah malam itu aku bisa menarik sesungging senyum di bibirku lagi. Belajar menemukan ikhlas dihatiku. Belajar ikhlas menjalani takdirku sebagai seorang ibu sekaligus abdi  Negara yang melayani rakyat. Meskipun hingga minggu ketiga berakhir, bahkan hingga hari ini aku masih belum lulus belajar ikhlas, aku tak kan menyerah. Aku akan terus belajar ikhlas, belajar menata hati, agar tak ada lagi airmata, agar senyum itu bermakna sodaqoh, agar hidupku bermanfaat didunia dan akhirat.

"Khairunnas anfa’uhum linnas",
 "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

PS: fathan, fathiyya dan falisya ku sayang, maaf atas waktu dan cinta yang terbagi …karena ternyata ummi bukan hanya untukmu saja tapi juga untuk ummat ya nak. I love you because of Allah...always...

Thursday, April 12, 2012

sweet CUPCAKES for your sweetheart

Rating:★★★★★
Category:Other
Menerima pesanan ya...
Untuk hantaran wedding party, birthday party, graduation day...or just for spoiling your self by enjoying the lovely cake ....

Wednesday, March 28, 2012

Nasib si Buku dan Seorang Ibu

Being mom is multi endless task and a lifetime contract,  isn’t it? Setelah menjadi ibu tiba-tiba waktu 24 jam sehari menjadi sangat kurang untuk menyelesaikan semua pekerjaan, apalagi jika sang ibu juga punya kerja sambilan di luar rumah.

Dulu saat aku masih muda (sekarang berasa tua,cieee… :) ‘me time’ paling membahagiakan adalah membaca buku atau novel sambil tengkurap di atas peraduan atau menulis cerpen. Dan seiring bergulirnya waktu, bertambah usia dan amanah maka semakin langkalah ‘me time’ yang bisa kunikmati dengan membaca novel atau menulis cerpen lagi. 

Bukan karena tidak ada waktu luang lagi, tapi karena keluangan itu beralih menjadi ‘leisure time’ bersama F4 ku. Ada tanggal merah abinya pasti ngajak jalan keluar, lihat umminya nganggur dirumah Fathan dan Fathiyya pasti minta ditemani main badminton, main sepeda, atau manjat pohon kersen depan
 rumah. Belum lagi aksi Falisya yang belum mau lepas lendotan kalau umminya dirumah. Kalaupun bisa curi-curi waktu baru buka satu halaman buku, maka Falisya sudah siap dengan buku bacaannya, menodong minta dibacakan. Maka semakin mahal dan langka lah waktu untuk sekedar membaca buku sambil tengkurap disudut peraduan, apatah lagi untuk menulis cerpen (ini mah lewaaaat … terakhir menulis cerpen di Koran PR 5thn lalu hiks…:’(

 Bahkan sejak kehamilan ketiga sampai baby Falisya sekarang usia 2,5th menulis untuk blog  ku pun sudah jarang, kalaupun ada yang naik tayang itu tentunya hasil perjuangan semedi bermalam-malam. Karena itu aku salut untuk para ibu yang eksis menulis dengan kesibukan mengasuh dan mendidik banyak anak. 

Meski aku harus berkejaran dengan waktu mengajar, mencuci, memasak dan mengasuh anak-anak, ternyata semangat membaca itu tetap menyala- nyala . Demi mengobarkan yang sedang menyala-nyala itu maka setiap  akhir bulan ku jadwalkan untuk hunting buku meskipun entah kapan buku-buku itu bisa disantap dan dinikmati. Walhasil belanjaan buku di tahun 2012 sudah mengantri menunggu dibaca si empunya. Bahkan ketika sedang rapi-rapi kamar ternyata masih ada buku yang rapi dengan plastik wrapping lengkap dengan struk nya hiks…

Duhai hati sabaaar…sabaaar menanti waktu emas itu datang lagi ...

 PS: Demi Masa. Sesungguhnya Manusia dalam kerugian. Kecuali Orang-orang yang beramal shaleh dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. (QS : Al-Ashr 1-3)
So,Girls spend your leisure time by reading high quality BOOKS rather than FACEBOOK ;P

Sunday, March 25, 2012

House for sale

Rating:★★★★
Category:Other
Rumah di kawasan Bandung utara, ciwaruga,sebelah komp.ROYAL VIEW (dekat dari UPI,POLBAN,Rumah stroberi) cocok untuk tempat tinggal, kos-kosan ataupun villa (great view from second floor )

LT.250m
3 kmr tidur
1 ruang tamu
1 ruang keluarga luas
2 lantai full keramik
1 kamar mandi

Sunday, March 11, 2012

Ini Galauku

Galau? Beberapa waktu ini kata itu sering sekali kutemui di status teman-teman FB, terutama status siswaku yang notabene teenagers. Dan aku baru tau rasanya galau itu, tak enak makan dan tak nyenyak tidur, bukan begitu? Dan tulisan ini bukan untuk berbagi galauku, ini sekedar sharing berharap galau ini terurai dengan berbagi cerita.

Tak terasa beberapa bulan lagi anak lelaki semata wayangku akan menghadapi Ujian Nasional tingkat SD. Rasanya baru kemarin kami daftarkan masuk SD, ternyata sekarang sudah hampir lulus lagi. Tahun ini begitu banyak perkembangan kemampuannya baik secara akademik, mental maupun spiritualnya. 

Fathan bukan lagi lelaki kecil imut-imut yang dulu sering kucium-cium. Sekarang anak lelakiku sudah akan genap 12 tahun pada September nanti, Fathan sudah akil baligh,  begitu menurut pengakuannya. O..oww umminya macam kena tilang kalau sembarangan peluk-peluk dan cium-cium dia seperti dulu, apalagi kalau aku pakai baju lengan pendek dan celana legging saja dirumah…
waaah macam ngebut menerobos lampu merah rasanya, FEEL GUILTY!

Bulan Juli nanti Fathan Insya Allah masuk SMP. Bukan system UN yang bikin aku galau, tapi justru system yang ada pada SMP Negeri saat ini. Sedikit banyak aku bergelut dalam system ini, mengingat aku mendapat amanah Negara untuk mengajar di SMP Negeri di Bandung. Banyak hal yang membuatku galau, mulai dari muatan pendidikan yang belum islami, pergaulan yang sangat rentan narkoba, free sex dan sejenisnya hingga beberapa aturan baku yang jauh dari nilai islami. 

Salah satunya adalah aturan berseragam celana pendek (3cm diatas lutut) bagi siswa putera. Maka 
jika anak lelakiku bersekolah di SMP negeri tentunya ia harus mengikuti aturan baku ini. Artinya ia harus rela membuka auratnya di usai akil baligh, dan dengan begitu orangtuanya pun harus siap menanggung dosa sepanjang itu berlaku.. Innalillahi…

Tak bisa kubayangkan puteraku yang sudah terbiasa bercelana panjang di SD harus kembali bercelana pendek di SMP. Maka kami harus coret SMP Negeri dari daftar pilihan tanpa mengurangi rasa hormat pada SMP Negeri baik yang RSBI, SSN ataupun bukan. Bukan hanya alasan seragam yang sifatnya teknis (tapi prinsipil buat kami) pertimbangan lainnya adalah bahwa jika sekolah di SMP Negeri maka kupastikan hafalan Qur’an dan hadits serta pembiasaan sholat dhuha nya akan lepas begitu saja mengingat tidak ada muatan hafidz Qur’an di SMP Negeri dan lemahnya kami sebagai orangtua dalam menjaga pembiasaan tersebut.

Maka saat anak lelakiku di awal kelas 6 dulu berniat ingin masuk Gontor, bahagianya rasa hati kami sebagai orangtua. Namun Bahagia itu jadi galau manakala tiba-tiba diawal semester dua ini ia bilang kalau NEM nya bagus mau masuk SMPN 2 atau SMPN 5 . Kami pikir SMP Negeri adalah pilihan 
yang bagus manakala orangtua mampu menjaga hafalan Qur’an serta akhlakul karimah putra-putrinya. Namun karena aku hafal benar bagaimana ‘fragile’ nya system pendidikan (bukan pengajaran looh) di sekolah negeri maka kami harus bisa mengalihkan mimpi putra kami. Maka mulailah di bulan Februari lalu kami berwisata ke Islamic boarding school yang ada di kuningan, Garut dan Bandung. Alhamdulillah wisata pesantren tersebut membuahkan hasil, kaka Fathan dengan mantap berujar “INSYA ALLAH aku mau pesantren”. Subhanallah, galauku berakhir sudah…

Namun bagaimana nasib putra bangsa yang lain???