Saturday, April 7, 2007

When My kids shot me!!

Rating:
Category:Other
Pada setiap fase bertumbuh dan berkembangnya seorang anak, selalu ada 'keajaiban' hikmah yang Allaah berikan sebagai tarbiyah bagi orang tuanya. Dan keajaiban itu selayaknya dinikmati dan disyukuri...walau kadang menembak tepat di ulu hati...
1. March, 2007
Weekend kali ini orang tua ku dari Bandung mengunjungi kami, sudah kangen dengan cucu perempuan satu-satunya. Fathiyya, putriku yang baru berumur 3 tahun itu sepertinya melanjutkan sejarah yang berulang dalam keluarga kami. Aku anak perempuan satu-satunya dari 4 bersaudara sedangkan putriku cucu perempuan satu-satunya dari 9 cucu laki-laki . It doesn’t make any differences anyway…Cuma bikin kami sedikit lebih ‘kinclong’ aja 

Waktu itu kedua orang tuaku baru selesai makan siang saat obrolan santai dengan cucu-cucunya mengalir.
Eyangibu : “kaka Fathan kalo besar mau jadi apa?”
Ibuku bertanya pada putra sulungku yang sudah duduk di kelas satu SD.
Fathan : “kaka mau jadi pak Ustadz ama pemadam kebakaran”
Eyangibu : “Kok Pak Ustadz? Emangnya gimana sih pak Ustadz tuuh?”
Fathan : “Ya hebat, Pak Ustadz satu-satunya orang yang bisa melawan orang jahat ama setan-setan juga”
Waaah yang ini jawabannya ter-shibghoh sinetron Hidayah n sejenisnya tuh, yang menampilkan Pak Ustadz sebagai tokoh Heroik.
Eyangibu : “Iya deh amiin, kalo gitu Fathiyya juga jadi Ustadzah dong?”
Kali ini Ibuku melempar tanya pada putriku yang sedari tadi ‘ajrut-ajrutan’ hilir mudik kaya setrika-an.
Fathiyya : “ Nggaaa!”
Gadis kecilku asal bunyi.
Eyangayah : “Mau jadi apa doong?”
Fathiyya nampak tidak menghiraukan pertanyaan nenek kakeknya. Tidak hirau apa tidak ngerti yaaaa…;-)
Eyangibu : “Jadi apa aja boleh, yang penting dede mah jadi anak sholehah ya?!”
Tak ada petir dan hujan, tiba-tiba putriku menangis, masuk dalam pelukanku.
Ummi : “Loh kenapa de..?”
Fathiyya : “ Dede ngga mau jadi anak sholehah, dede jadi anak ummi ama abi aja...hik..hik…”
UUUgh…you shot my heart sweetheart!

2. April, 6th 2007

Waktu itu aku masih asyik dengan gulingku, setelah selesai bergulat dengan bumbu-bumbu dapur. Hari libur, boleh kan habis masak tidur dhuha (mumpung suami ga pulang neeeh) .
Seperti mimpi di siang bolong rasanya waktu Fathan masuk kamar dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya merah, suaranya terdengar panik.
Fathan : “Ummiiiii, banguuun ada yang wafat miii!!”
Ummi : “ Kenapa ka? Siapa yang wafat?”
Aku coba menenangkan putra sulungku yang masih duduk di kelas satu SD.
Fathan : “ Itu miii, masa ummi ga tahu siih. Kan masuk TV hari ini.”
Ku raih putraku untuk duduk disampingku. Sepertinya aku ketinggalan berita seru lagi nih 
Ummi : “ Laah Ummi kan ga nonton TV, dari tadi masak di belakang. Emang kaka nonton berita di TV? Kayanya dari tadi maen di teras ama temen-temen kan.”
Fathan : “Kaka ga nonton mii, tapi dengerin dari TV sebelah rumah. Ada yang wafat Mii!”
Fathan mulai kesal, umminya ga log in dari tadi 
Ummi : “Okey..sapa yang wafat, sayangkuuu…?”
Fathan : “Ehmmmm, sapa tuh..ehmmm….Isa Masih ya Miii”
Ummi : ??????????????????????????????????????????????
Wuiiih aku kirain siapa gituuuuu…..
Ummi : “Isa Al Masih maksud kaka?”
Fathan : “ Nah iyya itu bener miii…Ummi kenal ya?”
Hadduuuuh….anakku sayang…pertanyaannya kok nembak giniiiiiiii…. Gimana jelasin pakai bahasa anak 6 tahun ya? Bentaaar kayanya mesti pingsan dulu niiih.
Ummi : “Di kalender, hari ini kita libur kan…kaka juga ga sekolah kan. Karena orang Kristen merayakan wafatnya Isa Al Masih nak…tapi kaka kan Islam, jadi ga ikut ngerayain sayaaaang.”
Fathan : “Emang Isa Masih tuh siapa?”
Aku nyengir dulu sambil mikir the best short cut answer!!! Wish u were here AbE!!!
Ummi : “Untuk kita, Isa Al Masih bukan siapa-siapa. Karena dalam Islam hanya ada Nabi Isa. Kaka ingat kan Nabi yang bisa menghidupkan burung mati dengan pertolongan Allah.”
Fathan mengangguk-angguk, nampak menyerap. Aku bisa bernafas lega, mudah-mudahan bisa membunuh kepenasarannya.
Ummi : “Yaah sudah sekarang maen lagi dengan temen-temen, kaka ga usah khawatir dengan wafatnya Isa yaaaa.”
Fathan mengiyakan, aku bisa tersenyum lega, bisa lanjut liburanku niiih (baca:tiduur ).
Fathan : “Eh Mii satu pertanyaan lagi…”
Aku menunggu dengan sabar pertanyaan terakhirnya, berharap aku tidak tewas tertembak kali ini.
Fathan : “Wafat tuh artinya apa siih miii?”
Waddduuuh rek……jadi…yang panik tadi itu….. 



1 comment: