demo

Intifadhah!! Allahu akbar!!
Amerika! Teroris! Teroris!
Israel! Go to hell! Go to hell!
Palestina! Jihad! Jihad Fisabilillah!

Yel diatas sekelumit teriakan yang dikumandangkan sepanjang longmarch pada acara Munashoroh Palestina Ahad, 4 Januari lalu. Fathiyya mulanya mendengarkan saja tanpa ikut bertakbir maupun menyeru lantang. Dia nampak menyimak seksama. Hingga tak tertahan lagi pertanyaan yang berkecamuk dihatinya, dia lontarkan.
"Ummi, teroris itu apa?" Tanyanya diantara nafasnya yang terengah-engah.
"Penjahat de" Jawabku singkat, secara ngos-ngosan mengikuti barisan akhwat.
"Oooo, Ummi, intifadhah itu apa?"
Pertanyaan ini ga sempet dijawab, karena komandan pleton teriak "Siap, Larii!" Dan aku pun ikut teriak 'lari' ke Fathiyya. "Ayyoo larii de, jangan ketinggalan barisan!."
Fathiyya menggenggam tanganku erat, dengan senyum tersungging siap berlari kecil.

Baru aku menghela nafas, Fathiyya sudah memberondongku dengan pertanyaan lagi.
"Ummi, Isarel itu jahat ya?", Aku mengangguk saj, saving energy.
"Pak polisi yang dipinggir-pinggir jalan itu mau nangkep Israel ya?" Kali ini aku nyengir aja denger pertanyaan dia, sambil melihat jajaran polisi yg nampak berbaris rapi mengamankan acara demonstran.
"Ummi, kita jalannya jauh banget mau kerumah Israel ya? Kita juga mau nangkep Israel ya Mi?" Aku makin nyengir, apalagi mba-mba demonstran dikiri kananku ikutan nyengir.
"Ummi, rumahnya Israel jauh ya?"
"Iyya sayang." Akhirnya kujawab singkat saja.
"Dimana sih mi?"
"Nanti dirumah kita liat peta ya de" kataku, mencoba memuaskannya.
"Ooooo. Israel kan jahat, rumahnya gelap ya, hitam ya mi?"
Hi...Hi...Kali ini aku jadi geli, untung ga ketawa sendiri, mba-mba dikiri kananku nemenin ketawa geli juga dengerin pertanyaan Fathiyya.
Terakhir, pertanyaan Fathiyya bikin aku berhenti ketawa, secara aku bengong abis, dia masih inget dialog dengan kakaknya tentang kenapa. Dia tanya dengan wajah penuh curious.
"Kenapa sih mi, Israel ga mau sholat? Kalo Sholat kan jadi baik ga nembak-nembak lagi