Thursday, December 11, 2008

MP Writing Event: 2008, my dream comes true


2008, tahun momentum titik balik hidup kami, saya dan suami. Benarlah, manusia hanya berencana Allah Ta'ala yang menentukan. Sebaik-baik manusia berencana, tiada sesempurna skenario Allah.

Januari 2008
Tahun baru kali ini terasa hampa, libur akhir tahun pun bergulir begitu saja tanpa kesan. Padahal aku dan anak-anak menghabiskan liburan sesuai daftar rencana kami. Kami sempat kebeberapa tempat wisata diBandung namun berhubung suamiku tidak bisa mendampingi anak-anak, maka liburan tak seindah warna aslinya.

Tahun ini adalah tahun ketiga kami tinggal terpisah. Karena pekerjaan, maka aku harus tinggal di Cirebon bersama anak-anak, sedangkan suamiku di Bandung. Berat awalnya, karena yang tadinya ada suami mendampingi sekarang harus berjuang sendiri. Meskipun alat komunikasi sudah demikian canggihnya namun tetap saja tak bisa menggantikan sosok seorang suami yang senantiasa melindungi secara zahir maupun bathin. Meski komunikasi dengan anak-anak lancar tetap kehidupan jarak jauh tidak bisa memberikan kenyamanan yang utuh terutama untuk anak-anak.

Dulu sejak kecil Fathan terbiasa sholat berjama'ah ke majid dengan abi nya, hingga ia memasuki usia 5 tahun, shalat berjama'ah dengan abinya bukan hal yang langka. Sedangkan Fathiyya sejak usia 2 tahun sudah harus rela hanya berjama'ah dengan umminya, karena saat itu sudah harus berpisah dengan abinya. Menjadi makmum abinya adalah hal yang tidak murah bahkan termasuk peristiwa langka karena hanya bisa merasakan lagi nikmatnya shalat berjama'ah hanya saat weekend ketika abinya luang dan bisa pulang.

Ini sudah memasuki tahun ketiga long distance life, harusnya kami sudah terbiasa. Tapi ternyata tetap saja, aku maupun anak-anak tak pernah bisa terbiasa. Meski setiap malam via handphone, abinya biasa mengantar tidur anak-anak dengan do'a, namun tetap saja dipagi harinya dengan mata sendu mereka bertanya "kenapa sih mi, abi ga pindah aja kerjanya ke Cirebon? Atau ummi aja yang pindah ke Bandung?"

Ratusan kali pertanyaan itu mengusik kami. Bukan tanpa jawaban, namun ribuan kali kami jawab tak akan bisa melepas dahaga fitrah seorang anak yang haus kebersamaan orang tuanya.

Otonomi daerah dengan birokrasi panjangnya menyulitkanku sebagai PNS untuk mengajukan mutasi, sementara abinya dengan komitmen amanah pada pekerjaannya yang tidak sedikit, juga tidak memungkinkannya untuk pindah ke Cirebon. Maka disinilah kami terdampar, dalam ruang yang tak utuh lagi bagi anak-anak. Mungkin kami bukan satu-satunya keluarga dengan long distance life, masih banyak yang lain yang intensitas pertemuannya bahkan lebih rendah karena antar negara dan benua. Bahkan sahabat-sahabat karibku pun tidak sedikit yang menjalani long distance life. Dan mereka nampak kuat menjalaninya bahkan terbiasa. Namun kami bukan mereka, dan mungkin kami tak setegar mereka. Jika diwajah ini selalu ada senyum, hati ini sejatinya dilanda resah. Jika ada tawa dan canda mengisi hari, tetap airmata tak berkesudahan selalu mengisi akhir sujudku.

Tak jarang putraku yang memasuki usia 7 tahun kudapati menangis dibalik bantal gulingnya. Saat kutanya kenapa, dia hanya bilang kangen abinya. Duuuh gusti...Dzalim kah kami pada hati putihnya?
Kapankah kami bersatu lagi duhai Rabb??

Februari 2008
Weekend awal bulan abi bisa pulang, meski jadwal road show keliling Jawa Barat kala itu sangat padat. Akhirnya aku beranikan diri mengajukan keinginanku membeli rumah di Cirebon, agar anak-anak merasa homy disini meski tanpa abinya. Rumah di Bandung biarlah tempat peristirahatan kami jika berlibur, namun kupikir kami perlu sebuah rumah juga di Cirebon untuk mulai menata kembali hidup yang permanen. Selain itu daripada uangnya untuk kontrakan disini, akan lebih berbekas jika di 'tempel' menjadi sebuah rumah pribadi.

Waktu itu abi hanya tersenyum tanpa menolak ataupun mengiyakan keinginanku. Namun diluar dugaanku, ternyata abi punya keyakinan bahwa aku dan anak-anak akan kembali ke Bandung cepat atau lambat, aku hanya harus lebih bersabar begitu katanya. Kapankah itu? Wallahu'alam. Yang pasti seminggu kemudian abi mengabarkan ada sebuah perumahan baru lokasinya dekat rumah kami diBandung yang konsep rumahnya seperti yang ku idamkan. Aku dipertemukan dengan arsiteknya untuk mempertemukan ide bersama sebelum rumahnya dibangun. Walhasil bukan beli rumah diCirebon sebagaimana keinginanku, tapi malah beli lagi diBandung bahkan dekat dengan rumah sebelumnya. Aku tetap bersyukur atas semua ketetapan Allah saat itu, meskipun dalam hati ini nyaris tak berasa, bahagiakah atau kecewakah?

Namun fitrah kewanitaanku tetap berteriak "Heiloooo abi wake up, we are here in Cirebon!!! Why should we have another house in Bandung? Why abi? Why???"

Maret 2008
Abi, Suamiku, lelaki sederhana yang 'hanya' seorang putera dari seorang tukang kerupuk dari pesisir Branta ini memang senang bermimpi. Katanya, beranilah bermimpi karena keberanian itu melahirkan do'a, dan do'a yang ikhlas lekas menjadi nyata. Karenanya dunia mimpi dan dunia nyata laksana dua sisi mata uang tak terpisahkan.

Karena itu, setiap abi mewacanakan aku untuk mengajukan mutasi ke Bandung, aku langsung menjawab "Ah mimpi kali Bi, ini jaman otda (otonomi daerah) ummi sudah diingatkan BKD untuk mengabdi dulu minimal 5 tahun baru boleh mengajukan mutasi. Itupun belum tentu diterima dikota Bandung, bisa dilempar ke kabupaten atau Cimahi...Ah jangan mimpi deh bi nanti kecewa".

Namun dengan segenap keyakinan dan do'a, abi tetap mendorongku untuk berani bermimpi. Kadang abi membumbui support-nya dengan mengingatkanku "Dulu nikahin ummi juga awalnya bermimpi, bisa ga ya memperistri ketua keputrian yang satu ini he..He..."
Ah abi bisa aja ya!

Hingga satu malam aku mendadak demam tinggi disertai muntah-muntah dan pening. Waktu itu aku selesai rapat, baru pulang jam 5 sore dan semakin malam kondisiku semakin memburuk. Pembantu rumahku saat itu sudah pulang karena memang hanya part time bekerja. Tinggallah aku dan kedua buah hatiku. Mungkin aku keracunan makanan hingga demam disertai muntah berkepanjangan hingga hampir kehabisan cairan. Aku harus merangkak sendiri kekamar mandi, berusaha untuk tidak jatuh pingsan mengingat anak-anakku masih kecil dan rumah serta kendaraan belum terkunci. Tapi malam itu aku sungguh tak berdaya, setengah sadar kudengar putri kecilku menangisiku. Setengah hati kuminta Fathan membuatkanku secangkir teh manis agar aku bertenaga dan tetap terjaga. Subhanallah, putraku tidak hanya menjerang air panas untukku diapun berinisiatif menelpon abinya. Dibawah petunjuk abi putraku yang masih duduk di kelas 2 SD kala itu, tidak saja merawatku, tapi juga mengamankan rumah dengan cermat. Dia tutup dan kunci jendela, pintu rumah maupun kendaraan. Dia nyalakan lampu-lampu, dia tenangkan adiknya yang masih berumur 3thn. Dia balur tubuhku dengan minyak gosok sambil terus mengajakku bicara (agar aku tak hilang kesadaran). Subhanallah, sungguh pertolongan Allah Maha dekat melalui tangan kecil puteraku.

Sejak peristiwa itu, keberanianku tidak hanya untuk bermimpi. Tapi segera mewujudkan mimpi itu kedunia nyata. Mimpi untuk bersatu lagi dengan sang abi harus mulai dengan ikhtiar. Rasanya lelah sudah berkesendirian selama 3 tahun. Lelah berpikir sendiri saat anak-anak bertanya ini itu. Lelah, mencemaskan jika anak-anak sakit. Lelah, menghalau trauma sendiri disatroni maling dipagi buta. Lelah, mencemaskan ketukan pintu tamu tak diundang. Lelah, menahan malu saat menunggui Fathan jum'atan dipinggir masjid, atau saat diprasangkai sebagai istri simpanan pejabat, karena beranak tapi suaminya hampir tak pernah keliatan. Lelah....Aku dipuncak lelah.

April 2008
Awal bulan ini ada rotasi kepala sekolah ditempat kerjaku. Pergantian pimpinan baru ini menjadi awal my dream comes true. Ku ajukan permohonan mutasi, ternyata langsung di ACC.
No high expectation sebenarnya, secara birokrasi selanjutnya masih panjang. Namun diiringi do'a, kumulai meng-ikhtiari mimpi untuk menjadi nyata. Bismillah, secara prosedur ku jalani tahap demi tahap proses mutasi nan panjang ini sebagaimana air mengalir, flow....Slow....


Juli 2008
Memasuki bulan Juli, abi menghadiahiku sepucuk surat ditangannya. Sebuah SK Gubernur Jawa Barat, yang menyatakan aku resmi sebagai pegawai negeri sipil kota Bandung. Sujud syukur kami atas rahmat dan kasih sayang yang Allah limpahkan pada kami. Pertengahan Juli, usai pembagian buku report kenaikan kelas, ditandai farewell party dari tempat kerjaku di Cirebon, kami resmi boyongan ke rumah idaman di Bandung. 


Desember 2008
Saat matahari bergulir ke peraduan, langit jingga menyapa mesra. Adzan maghrib sayup-sayup kudengar, diikuti gemericik air wudhu. Anak-anakku berlomba menjadi yang pertama berbaris sebagai makmum abinya. Subhanallah sholat berjama'ah dengan imam rumah ini tak lagi menjadi peristiwa langka dan mahal. Tak terasa sudah memasuki bulan ke-enam kami berkumpul kembali sebagai satu keluarga yang utuh, namun rasanya baru kemarin kami bermimpi. Bermimpi menjadi keluarga yang utuh lagi. Subhanallah Inna ma'al ushri yushro...Sungguh sesudah kesulitan ada kemudahan, dan nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan??.

Menyongsong 2009, semoga kebersamaan ini membawa barokah bagi kehidupan kami serta manfaat bagi ummat. Amiin

PS: Thanks to mba yuli yang punya hajat writing event nya http://ezrakarundeng.multiply.com/journal/item/282

35 comments:

  1. Aamiiiiin.......Wah saya juga mau ikutan ummi utk bermimpi ah....

    ReplyDelete
  2. Wah.. Ceritanya menggugah sekali. Allah memang Maha Kuasa

    ReplyDelete
  3. terimakasih, jangan pernah menyesali takdir Allah, karena pasti itu yang terbaik untuk kita ^_^

    ReplyDelete
  4. yuuuk, mumpung bermimpi masih gratis he...he...eiiit jangan lupa bangun ya kalo sudah mimpi, terus baca do'a mba *)

    ReplyDelete
  5. hidup terpisah dari suami memang berat ya...
    alhamdulillah semua berhasil dilalui ... (seneng baca happy ending-nya:D)

    ReplyDelete
  6. mi, jadi inget dulu hidup antara bandung-jogja.......hiks kerasa banget beratnya.
    makanya pengen cepet2 lulus :))

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah...terwujud sudah mimpi yang satu ini. Ditunggu mimpi-mimpi yang lain :)

    ReplyDelete
  8. akak doakan kebahagiaan utk sis sekeluarga.. amin!

    tabah hati kalau diduga Allah swt, ya sis.. semoga selamat semuanya!

    ReplyDelete
  9. waah....happy ending. mbak, namaku Yuli, ibunya Ezra

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah...Mdh2an happy endingnya berlanjut hingga 2009 ga cuma thn 2008 ya. Waaaah seneng nih dikasih comment mba yuli, host nya event ini ...Thanx ya mba yuli, jadi motivator bikin kalaedoskop hidup 2008 ^_*

    ReplyDelete
  11. Aku setuju kata Abi ,ummi untuk bermimpi bukanlah hal yg salah,malah bisa memberikan motivasi.Itu jg yg selalu aku pakai disaat menginginkan sesuatu yg halal inshaAllah.
    Dan bagaimanapun,pengorbanan seorang istri untuk suami dan keluagra inshaAllah mendapatkan pahala oleh Allah amin...congrats ya ummi,sudha berkumpul kembali ^-^

    ReplyDelete
  12. duuuh ada yang belain abi niiih...waaah abi langsung gede rasa tuh dibelain he...he...
    Makasih do'anya mba ella, iyya being wife juga banyak jihadnya ya mba ;D

    ReplyDelete
  13. Amin, Insya Allah kak nor, do'akan selalu ya kak

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah...
    Mimpi yang lain?? buanyak berseri-seri kayak cerbung gitu he...he...

    ReplyDelete
  15. lol,iya biar seimbang harus ada tuh yg belain abi nya F2 hhehehe...
    tp benar aku ummi,pernah aku ditegor sama salah satu seorang istri pejabat kenamaan(gak perlu disebut) ,aku dibilang terlalu banyak bermimpi,pdhal apa aku salah mengatakan,kapan yah aku pergi ke mekah?kapan aku bisa ke Amerika?dan aku mmg pernah mengatakan,aku ingin menikah dgn seorang foreigner tp muslim dan yang bisa membimbingku sampai diakhirat.Alhamdulillah semua tercapai ummi,tp aku gak mau comment apa kt ibu tsb,sudah terserah dia karna hanya Allah yg bisa mengabulkan doa"ku :) sorry umi,jd banyak amat nih comment nya ;)

    ReplyDelete
  16. iyya mba, makanya ga recommend deh buat pasangan muda utk pilih long distance life jika punya pilihan untuk bersama.
    Salut ya pada para istri Rasul serta sahabat dan tabi'in yang punya istri tegar ditinggal perang berbulan-bulan ^_^

    ReplyDelete
  17. iyya mba, makanya ga recommend deh buat pasangan muda utk pilih long distance life jika punya pilihan untuk bersama.
    Salut ya pada para istri Rasul serta sahabat dan tabi'in yang punya istri tegar ditinggal perang berbulan-bulan ^_^

    ReplyDelete
  18. Subhanallah...keyakinan pada kekuasaan Allah lah yg menjadi kekuatan melebihi ikhtiar apapun. ini jurusnya abi banget! Two thumbs up buat mba ella eeen buat abi juga donk, semoga aku ketularan kalian ya ;P

    ReplyDelete
  19. hai bu, senangnya happy ending... semoga selalu happy ending setiap tahunnya yah...

    ReplyDelete
  20. Nur...baru tahu t Mida kalau kalian baru ngumpul lagi enam bulan ini...Alhamdulillah ya, semuanya telah lewat. Memang berat hidup terpisah....itu pernah T Mida jalani, mungkin dalam beberapa tahun terakhir ini juga masih begitu. Keyakinan bahwa Allah akan memberikan Yang TErbaiklah yang tetap dapat membuat kita bertahan. Betul ya Nurul?

    ReplyDelete
  21. Subhanallah...keyakinan pada kekuasaan Allah lah yg menjadi kekuatan melebihi ikhtiar apapun. ini jurusnya abi banget! Two thumbs up buat mba ella eeen buat abi juga donk, semoga aku ketularan kalian ya ;P

    ReplyDelete
  22. Se7!!!!
    Harus banyak ngelmu ma teh mida nih...mana atuh bagi-bagi elmuna teh... ;D

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah...Mdh2an happy endingnya berlanjut hingga 2009 ga cuma thn 2008 ya
    Btw c bunda satu ini kemana aje????

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah waktu kuliah masih jauhan ya giet, coba kalo sdh serumah waaa makin cepet deh lulusnya he..he...

    ReplyDelete
  25. iyya teh makanya ga recommend long distance life buat pasangan muda ya =D

    ReplyDelete
  26. salam kenal mbak....wah hebat ya udah melampaui semuanya. membuat saya jadi lebih kuat....(hampir 5 tahun kami terpisah balongan surabaya....)

    ReplyDelete
  27. salam kenal mba.. baca kisahnya bikin aku terharu bgt mba.. slamat ya mba.. smoga taon2 ke depannya akan byk lg mimpi2 yg jd kenyataan..

    ReplyDelete
  28. salam kenal mbak..ceritanya mengharukan perjuangan untuk berkumpul kembali akhirnya dikabulkan Allah ikut seneng..:-)

    ReplyDelete
  29. Subhanallah..mba benar2 manusia pilihan Allah untuk menjalani ini...istiqamah ya mba. two thumbs up buat mba dan anak2!!

    ReplyDelete
  30. salam ukhuwah mba...amiin makasih do'a nya

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah, syukur sekali mimpi2 mbak jadi nyata. Semoga lancar semua mimpi2 lainnya untuk terlaksana, amin.
    http://artsofcards.multiply.com/journal/item/107/MP_Writing_Event

    ReplyDelete
  32. Iyya Alhamdulillah, segala syukur hanya milik Allah yang menetapkan setiap taqdir hdp kita. Thanks sdh membaca kaleidoskop hdp kami. Insya Allah sy mluncur ke multiply artsofcards nih.

    ReplyDelete