Monday, August 15, 2011

Pesan dari Langit

Tepat sehari sebelum Ramadhan akhirnya hasratku kesampaian juga, bertemu Mimih, nenekku. Setelah hampir 5bulan tak bersua, akhirnya rinduku terobati juga. Ketiga anakku juga nampak senang bertemu uyutnya. Bahkan baby Falisya tak segan menciumi uyut satu-satunya, dan ikut makan satu mangkok dengan uyut saat makan siang. 


Pertama ku masuk kamar mimih, kulihat punggungnya membelakangi pintu. Seluruh wajahnya lurus menghadap Al-Qur’an besar disisi tangan kirinya yang lumpuh. Mimih sedang mengaji, Subhanallah. Teman paling setianya

 sekarang adalah Al-Qur’an.  Aku terharu.


Mimih nampak segar diusianya yang sudah kepala 9. Hanya saja seluruh tubuh sudah sulit digerakkan. Tentu saja itu wajar, tangan, kaki dan seluruh anggota badan  usianya sudah 90 tahunan. Usia yang tidak sedikit, Usia yang sangat banyak, begitu kata Fathiyya putriku. Bahkan untuk usia yang sebegitu banyaknya, Mimih masih ingat sholat, mengaji, bahkan ingat banyak hal lainnya. Sempat bertanya tentang kakakku, anak adekku, pembantu adekku, dan pastinya bertanya tentang ayahku, putranya. 

Selesai kusuapi makan siang, mimih bercerita banhwa baru-baru ini seekor ikan keluar dari kaki kiri nya yang 

lumpuh. Ikannya sangat cantik seluruh badan berwarna hitam berkilau dengan mulut dan ekor kuning cerah. Besarnya setelapak tangan mimih, begitu kata Mimih.  “Terus ikannya digoreng dong Mih?” tanyaku   ringan menanggapi cerita nenekku.


“Yaa ngga! Ga tau dimana, tadinya mimih simpan disebelah Mimih, mungkin ada yang membuang” jawab Mimih, sungguh-sungguh. Aku tiba-tiba disergap rasa bersalah karena tidak serius menanggapi cerita Mimih. “Mungkin disimpan sama Allah mih,” jawabku mencoba menenangkan nenek kesayanganku, tanpa sadar jawabanku childish banget ya...



“Kata wa Omat, itu artinya mimih mau dapet rejeki baik” Nenekku berseloroh lagi.  Masya Allah ternyata mimih sudah bercerita hal yang sama pada yang lain, termasuk pada kakak sepupu ayahku. Mungkin juga pada semua saudara yang menjenguknya. Cerita ini bukan halusinasi apalagi karangan semata. Seperti sebelumnya mimih juga cerita didatangi 4 orang lelaki bersih  yang memandangi terus, menjaga malam-malam sepinya. Mungkin 4 lelaki itu adalah malaikat kataku waktu itu. Allah tentu punya pesan didalamnya. Hanya saja terlalu tinggi untuk kutafsirkan. Yang pasti Allah memanjangkan usia mimih dengan banyak  pesan dan amanah didalamnya, pesan bagi yang muda, yang sehat, yang malas tilawah, yang enggan ibadah, malu sama mimih. Subhanallah...I love you Mih.


4 comments:

  1. subhanallah..jadi malu..Mimih setua itu masih semangat baca Quran...

    ReplyDelete
  2. iyya Alhamdulillah bunda...kebiasaan sewaktu sehat tidak dilupakan...benar kata Allah jika fisik yang sakit maka masih ada iman yg sehat yang menyelamatkan, tapi kalau iman yang sakit maka fisik sehat pun tak ada manfaatnya

    ReplyDelete
  3. masya Allah... semoga keberkahan meliputi hidup mimih... ketika tua orang kembali seperti anak2, mungkin juga jadi bisa ngelihat yang nggak bisa dilihat orang setelah ia lepas dari kanak2, ya...

    ReplyDelete
  4. benar mba, mimih jadi seperti baby lagi...senang di elus-elus, merengek minta ini itu, harus serba cepat, senanh makanan anak-anak...aaah indahnya seperti tak py dosa lagi

    ReplyDelete