Monday, August 31, 2009

Persiapan Ruhani untuk Ibu hamil dan menyusui

Oleh : Ustadzah Harmeli Al-Hafidzoh
( Seminar Kesehatan Ibu dan Anak BSMI kota Semarang 11 Feb 07 )

Kenikmatan dan kemuliaan dalam kehidupan berumah tangga akan bertambah
ketika Allah subhanahu wataála telah memberikan karunia berupa seorang bocah
buah cinta kasihnya. Anak adalah anugerah terindah yang senantiasa
diharapkan kehadirannya bagi setiap insan yang membangun mahligai rumah
tangga. Rasulullah salallahu'alaihi wasalam pernah bersabda :

" tidak ada seorang anakpun yang lahir pada sebuah keluarga kecuali menambah
kemuliaanya yang sebelumnya tidak ada" (HR. Tabrani)

Rasulullah salallahu'alaihi wasalam pun berpesan kepada mereka yang diberi
karunia anak untuk mendidiknya dengan baik.

"setiap anak terlahir dalam keadaan suci (Islam), orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Majusi dan Nasrani."

Dalam kesempatan yang lain Rasulullah salallahu'alaihi wasalam menegaskan
agar setiap orangtua sangat memperhatikan tarbiyah anaknya, agar anak-anak
tidak tumbuh menjadi anak yang mendatangkan kedurhakaan.

"Bantulah anak-anakmu untuk berbakti, siapa yang menghendaki, dia dapat
melahirkan kedurhakaan melalui anaknya." (HR.Tabrani) .

"sesungguhnya pada setiap pohon terdapat buah, dan buahnya hati adalah anak.
Sesungguhnya Allah subhanahu wataála tidak akan mengasihi mereka yang tidak
mengasihi anaknya. Dan demi nyawaku yang ada di tangan-NYA, tidak akan masuk
surga kecuali orang yang memiliki kasih sayang. "

Dampak dari seorang anak yang tidak di harapkan adalah anak akan berpotensi
menjadi anak yang durhaka.

"datang seorang sahabat kepada Umar r.a, dia mengadu kalau anaknya durhaka
pada bapaknya, maka anak tersebut dipanggilnya terus Umar bertanya perihal
kedurhakaanya itu pada bapaknya, anak tersebut menjawab : kalau bapaknya
telah durhaka pada dirinya yaitu dengan menikahi wanita yang tidak sholehah
dan memberi nama pada anak tersebut dengan nama yang jelek yaitu "kumbang" "

Ruhaniyah Ibu hamil

Setiap kenikmatan yang diberikan Allah subhanahu wataála kepada hamba-NYA,
harus senantiasa disyukuri. Syukur merupakan sebuah amalan mulia karena
merupakan bukti pengakuan manusia atas segala kelemahannya. Syukur dapat
diwujudkan dengan lisan, yakni dengan senantiasa mengagungkan asma Allah
subhanahu wataála maupun dengan amal. Amal yang bermakna yaitu menjaga dan
merawat atas apa yang telah dianugerahkan Allah subhanahu wataála kepada
kita.Kehamilan adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa besarnya yang datang
dari Allah subhanahu wataála yang harus disyukuri karena kenikmatan itu
tidak diberi kepada semua manusia. Banyak cerita yang telah terdengar oleh
kita, betapa inginnnya memperoleh anak, sampai banyak yang bersedia
melakukan apapun yang dinasehatkan orang dari yang masuk akal sampai yang
paling tidak masuk akal, dari yang diperbolehkan syar'i sampai yang perlu
dipertanyakan keabsahannya. Bahkan ada yang rela mengeluarkan dana berapapun
besarnya untuk
pengobatan di berbagai rumah sakit, sampai-sampai harus keluar negeri
sekalipun semua itu dilakukan untuk satu hal, ingin memperoleh anak.

Dengan bersyukur ( dengan kehamilan), niscaya Allah subhanahu wataála akan
semakin menambah kenikmatannya kepada kita. Kehamilan merupakan tahap awal
dari masa keibuan seorang wanita, dan saat itulah umur yang sesungguhnya
seorang anak dimulai. Wanita yang hamil telah menjadi seorang ibu dan
memiliki tanggung jawab atas anak yang sedang tumbuh rahimnya. Oleh sebab
itu masa depan seorang anak, sebagian besar tergantung pada ibunya. Ibu
adalah madrasatul ullah yaitu madrasah pertama bagi sang anak.

Baik riset maupun pengalaman praktis telah membuktikan bahwa makanan,
obat-obatan, lingkungan, kecemasan, rasa marah, dendam, iri hati serta
pikiran ibu seluruhnya mempengaruhi benih dalam kandungan. Jadi, dapat
dikatakan bahwa apapun yang mempengaruhi ibu juga dapat mempengaruhi bayi
yang dikandung. Karena itu ibu hamil harus senantiasa mengontrol kondisi
hati dan ruhiyahnya agar benih bayi dalam kandungannya mendapatkan pengaruh
yang positif dari perilaku ibu yang baik.

Untuk itu, ibu hamil diupayakan dapat melakukan amalan-amalan berikut :

Memperbanyak doa Q.S. Al Furqon : 74
Mensyukuri anugerah terindah yang Allah berikan
Memperbanyak sholat malam
Memperbanyak Tilawatil Qur'an ( sebagaimana kisah Imam Syafi'i)
Memperbanyak amal kebaikan
Menghindari bid'ah ( memakai peniti/benda tajam untuk keselamatan, tujuh
bulanan).
Menjaga kestabilan emosi.
Mengajak komunikasi dengan janin.
Memakan buah kurma dan minum air zam-zam
Rasulullah salallahu'alaihi wasalam bersabda :
"Para wanita yang hamil sebaiknya memakan kurma selama bulan-bulan terakhir
kehamilannya, sehingga anak mereka dapat memiliki dapat memiliki akhlak yang
baik dan sifat yang sabar. "

Ruhaniyah Ibu menyusui


Menyusui anak adalah anjuran Islam, dalam beberapa ayat Al-Qur'an Allah
subhanahu wataála menerangkan tentang itu

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan
dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya,
dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak
ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al- Baqoroh 2: 233)

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh
tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau
yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku
dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku
dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat
kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri".(Q.S. Al- Ahqaaf 46:15 )


permasalahan psikologis pada anak, dapat disebabkan berkurangnya waktu sang
ibu menyusui anak, bahkan Al-Qur'an menyuruh ibu menyempurnakan penyusuannya
selama 2 tahun. Namun ada kalanya ibu tidak dapat menyempurnakan penyusuan
ini, disebabkan banyak factor.
dalam sebuah hadist, Rasulullah salallahu'alaihi wasalam bersabda :
"Sesungguhnya Allah subhanahu wataála melimpahkan rahmat kepada seorang ibu
yang menyusui bayinya sama dengan membebaskan seorang budak setiap saat.
Ketika masa menyusui berakhir, malaikat berkata : " Mualailah kehidupanmu
kembali. Sesungguhnya Allah subhanahu wataála telah mengampuni dosa-dosamu
yang telah lalu."
4. Dengan menyusui, bayi akan dapat terpenuhi kebutuhan fisiknya dan juga
dapat terpenuhi kebutuhan emosinya, yang berupa kasih saying, kelembutan,
kehangatan, dekapan ibu dan perhatian.
5. karena itu, ibu menyusui perlu memperhatikan dan mengupayakan pemenuhan
hal-hal seperti tersebut dibawah ini :
a. Makanan yang halalan toyyiban ( bisa ibu ingat kembali kisah Umar bin
Khattab r.a )
b. Membelai bayi dan menyusui dengan tenang ( berhubungan dengan kadar ASI
dan psikologis bayi)
c. Menyusui dengan memperdengarkan bayi dengan murrottal, nasyid,
kalimat-kalimat toyyibah, dll
Usahakan saat ibu menyusui bayinya berada di tempat yang tenang seperti di
dalam kamar.
d. Mengajak komunikasi.

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh
tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau
yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku
dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku
dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat
kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".( Q.S. Al- Ahqaaf : 15 ).

No comments:

Post a Comment