Pertama baca novel AAC, dua tahun lalu, pas booming layar lebarnya aku baca ulang novelnya sebulan lalu. Eeen setelah dapet sms n telpon yang bernada questioning “Rul sudah nonton AAC ?” penasaran juga untuk nonton. Menariknya setiap yang nonton punya persepsi berbeda tentang AAC ini. Secara penasaran nonton 3 kali dengan orang-orang yang berbeda, and listen 2 their perseptions or conclusions:
Pertama, nonton dengan sobat di sekolah, guru fisika, sekaligus rekan sebelah mejaku @teachers room. Ini masih pakai acara sesegukan bareng dari awal nonton sampe tamat. Kesimpulannya, “Ummi kalau begini ceritanya, berarti para suami jangan recommend nonton AAC ya”.
Nah Lo!!
Kedua, nonton dengan my mom and my sister in law. Waktu tahu adikku sudah nonton di PC saat mampir ke
Yang kedua ini sudah ga pake acara sesegukan, sibuk distribute tissue 2 my mom n my sister een sibuk chatting secara jadi guide akhwat2 yang duduk diseberang blok, tapi masih berkaca-kaca lah.
Kesimpulan the girls: “ Ya Allah sedih banget ya…,”
Speechless..hik..hik..
“ Emang boleh nikahin wanita Kristen Koptik?!”
“ Fahri mbalelo deh! Ga bisa tegas jadi Imam!”
Ketiga (mudah-mudahan bukan yang terakhir), nonton dengan d’beloved husband. Akhirnya setelah hopeless mengingat jadwal c mas ga ada yg matching, tiba juga saat ditunggu-tunggu, pas ada road show sehari di
Wah kalo yang ketiga ini boro-boro sesegukan, ga konsent lah secara terganggu ma communicator c mas yang krang-kring-krang-kring hampir setiap 10 menit (Ga bisa off dulu ya Pak?).
“So, bagus ga Mas AAC nya? Ga nyesel
“ Bagus”
“ Mas nonton ga sih? Nangkep ceritanya ga sih?” Aku jadi sewot juga, kok ya leumpeung-leumpeung aje!
“ Nonton dong Mi.”
“ Kesimpulannya?”
“ Yaaah gimana yaaa…” Suamiku masih acuh tak acuh, terus seperti berpikir keras(eeh beneran ya mas mikirnya..). “ Bagus kok, sosialisasi talaqi pada masyarakat, membumikan cadar, dan poligami”.
“ Tah!! Kesimpulannya?” Aku masih mengejar persepsi yang bisa mewakili para bapak.
“ Yaa kalo mau poligami cari yang sudah sakit atau uzur gitu ya Mi…”
“ He..he…”
“ Atow sekalian…kalo mo poligami jangan tanggung-tanggung, dua2nya yang cantik, kaya, pinter, dan sholehah he..he..”
Gubrag !! ka kolong bapa satar buleneng!!!!
So, any other perseptions?????
hahahaha ada ada aja
ReplyDeletegw dua kali nonton AAC
waaah jadi kesimpulannya???
ReplyDeleteSepakat! Bagus Novelnya...Jauhh banget!
ReplyDeletepersepsi saya seperti ini mbak
ReplyDeletehttp://kopiradix.multiply.com/journal/item/34
se7!!!!
ReplyDeleteSaya belum liat filmnya maupun baca novelnya, tapi karena heboh banget saya sempat cari info di internet. Komentar saya, banyak pesan moral yang bisa kita ambil dari kisah ini
ReplyDeletesaya sudah baca tuh jurnalnya, comparative analisis tentang AAC n Fitna ya...
ReplyDeletebener teh...ga melulu tentang poligaminya kan...tapi ko ya mostly yang nonton titik perhatiannya kesitu +(
ReplyDelete